loading...
LUAR BIASA ... JOKOWI KUASAI MEDIA
Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana partai Persatuan Indonesia (Perindo) mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2019 dinilai Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago sebagai kemenangan politik Jokowi.
"Akhirnya Hary Tanoesoedibjo dan media yang selama garang mengkritik kebijakan atau oposisi menyerah tanpa syarat dan tersungkur di depan Jokowi," kata Pangi kepada CNNIndonesia.com.
Pangi mengatakan, Jokowi kini dalam posisi menguasai dan menaklukkan media-- setidaknya media yang menjadi salah satu gurita bisnis Hary Tanoe. "(Itu pun) Kalau nanti benar fakta bahwa Perindo mengusung Jokowi," katanya.
Hary Tanoe dan Perindo, kata Pangi, sudah mulai rasional dalam berpikir. "Biasanya kalau soal dukung mendukung, tentu ada analisis dan pertimbangan," kata dia.
Menurut Pangi, dalam locomotive effect, publik cenderung memilih kandidat yang potensial menang dan menurut analisis dan prediksi (forecasting) elite penentu di Perindo, barangkali yang memiliki peluang potensial kembali menjadi presiden adalah Jokowi.
"Itu mungkin alasan Hary Tanoe lewat rapimnas merekomendasikan untuk mengusung Jokowi jadi capres," katanya.
Selain itu, Pangi melihat Hary Tanoe sudah menyerah tanpa syarat, dan ditaklukkan oleh realitas politik.
Dia mengatakan bahwa selama ini publik mengetahui Hary Tanoe dan Perindo paling tajam mengkritisi kebijakan Jokowi, namun setelah disandera kasus SMS 'gelap', Hary Tanoe mulai berpikir rasional.
Bos MNC Group itu ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan SMS ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto. Polisi menjerat Hary Tanoe dengan Pasal 29 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) jo pasal 45B UU Nomor 19/2016 tentang Perubahan UU ITE Nomor 11/2008. Hary sempat mengajukan gugatan praperadilan atas penetapan tersangka itu ke Pengadilan negeri Jakarta Selatan, namun, gugatannya ditolak.
Kasus dugaan pesan singkat bernada ancaman ini bermula ketika Yulianto menerima pesan singkat dari nomor yang tak ia kenal pada 5 Januari 2016 sekitar pukul 16.30 WIB.
Isi pesan yang diterima Yulianto berbunyi, "Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."
Selain kasus dugaan SMS ancaman, Hary Tanoe juga tersangkut kasus restitusi pajak PT Mobile-8. Dia beberapa kali diperiksa oleh Kejagung dalam kasus yang diduga merugikan negara miliaran rupiah itu.
Hary Tanoe, lanjut Pangi, kian sadar dan kian memahami realitas politik, karena kalau diteruskan mengkritik dan bagian oposisi maka tidak baik bagi eksistensi Perindo dan nasib HT sendiri.
Pengamat menilai keputusan Perindo mendukung Presiden Jokowi dilatarbelakangi oleh semakin kecil peluang Hary Tanoe maju sebagai capres di Pilpres 2019.(CNN Indonesia/Andry Novelino)
Faktor lain yang membuat Perindo mewacanakan dukungan kepada Jokowi adalah menipisnya peluang Hary Tanoe maju di Pilpres 2019.
"Saya rasa ini juga bagian atau punya hubungan yang paralel, dari sinyal atau implikasi pertemuan SBY dengan Prabowo. Artinya kans HT jadi cawapres Prabowo semakin tipis," kata dia.
Pangi berpendapat, Hary Tanoesoedibjo sangat berharap bisa menjadi cawapres Prabowo, namun mengalami patahan di tengah jalan setelah ada sinyal koalisi Demokrat dengan Gerindra, Prabowo sebagai capres dan AHY sebagai Cawapres
"Hary Tanoe sudah ditolak juga di praperadilan. Mungkin paling tidak sudah ada tim Jokowi yang menemui Hary, ada deal ke arah itu," katanya.
Lebih lanjut, Pangi mengatakan, tidak mungkin tidak ada deal politik di balik dukungan Perindo tersebut.
"Dugaan saya dukungan ke Jokowi berpotensi Hary lolos atau selamat dari kasus hukum yang sedang menjeratnya, ada korelasi ke arah sana," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, Perindo mewacanakan dukungan kepada Jokowi akan diputuskan pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Perindo dan ditetapkan pada Kongres Perindo akhir tahun ini.
"Ada kesan kuat yang akan diusulkan adalah presiden yang sekarang, karena kemungkinan yang menang sekarang," kata Rofiq.
Faktor lain yang membuat Perindo mewacanakan dukungan kepada Jokowi adalah menipisnya peluang Hary Tanoe maju di Pilpres 2019.
"Saya rasa ini juga bagian atau punya hubungan yang paralel, dari sinyal atau implikasi pertemuan SBY dengan Prabowo. Artinya kans HT jadi cawapres Prabowo semakin tipis," kata dia.
Pangi berpendapat, Hary Tanoesoedibjo sangat berharap bisa menjadi cawapres Prabowo, namun mengalami patahan di tengah jalan setelah ada sinyal koalisi Demokrat dengan Gerindra, Prabowo sebagai capres dan AHY sebagai Cawapres
"Hary Tanoe sudah ditolak juga di praperadilan. Mungkin paling tidak sudah ada tim Jokowi yang menemui Hary, ada deal ke arah itu," katanya.
Lebih lanjut, Pangi mengatakan, tidak mungkin tidak ada deal politik di balik dukungan Perindo tersebut.
"Dugaan saya dukungan ke Jokowi berpotensi Hary lolos atau selamat dari kasus hukum yang sedang menjeratnya, ada korelasi ke arah sana," katanya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Perindo Ahmad Rofiq mengatakan, Perindo mewacanakan dukungan kepada Jokowi akan diputuskan pada rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Perindo dan ditetapkan pada Kongres Perindo akhir tahun ini.
"Ada kesan kuat yang akan diusulkan adalah presiden yang sekarang, karena kemungkinan yang menang sekarang," kata Rofiq.
loading...
Tidak ada komentar: