Siapa Yang Lebih Unggul di Pilpres 2019 , "JOKOWI Atau PRABOWO" Bagaimana Menurut Anda Tentang Keduanya ???
loading...
Presiden Jokowi di atas kuda tunggangan didampingi Prabowo Subianto menjawab wartawan, di Padepokan Garuda Yaksa, Desa Bojong Koneng, Hambalang, Bogor, Jawa Barat
Joko Widodo
Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto berada di angka 25,8 persen
Menurut survei CSIS, Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih menempati posisi puncak dalam survei elektabilitas calon presiden.
tirto.id - Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto masih menempati posisi puncak dalam survei elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2019 yang dilakukan lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Berdasarkan survei yang dilaksanakan pada 23-30 Agustus 2017 tersebut, tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto berada di angka 25,8 persen.
Dilihat dari kategori usia responden, tingkat elektabilitas Jokowi lebih unggul daripada Prabowo pada semua segmen usia. Sebanyak 49,8 persen responden usia 30-39 tahun memilih Jokowi. Begitu pula dengan responden usia 40-49 tahun. Sebanyak 49,2 persen di antaranya memilih presiden yang diusung PDIP tersebut. Jokowi juga unggul dengan tingkat elektabilitas sebesar 60,6 persen pada segmen responden usia 30-39 tahun.
Prabowo hanya unggul tipis dibanding Jokowi pada segmen responden usia 20-29 tahun. Sebanyak 35,3 persen responden kategori tersebut memilih Prabowo.
Sementara itu, tingkat elektabilitas beberapa tokoh lain yang memungkinkan untuk dicalonkan sebagai presiden tidak ada yang melebihi angka 5 persen. Tingkat elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya mencapai 2,8 persen sedangkan Tri Rismaharini berada di angka 2,7 persen.
Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes menyatakan tidak ada kandidat kuat pada Pemilihan Presiden 2019 selain Jokowi dan Prabowo.
“Prediksi saya, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo akan terulang kembali. Kecuali misalnya partai-partai lain yang dikomandoi Demokrat bisa menarik dukungan partai seperti PAN, PKB, dan PPP,” ujar Arya seusai pemaparan hasil survei CSIS di Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Arya mengatakan Partai Demokrat dan partai-partai tersebut memiliki potensi untuk membentuk poros baru guna menyaingi poros Jokowi dan Prabowo.
“Tapi kalau Demokrat tidak bisa menjadi motor alternatif. Saya kira akan dua pasang. Ujiannya di Pilkada Serentak 2018 untuk melihat berhasil apa tidak Demokrat membentuk poros baru. Sudah terbukti (Demokrat) berhasil (membentuk poros AHY-Sylviana) di Jakarta, lalu bagaimana nanti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur?” ungkap Arya.
Joko Widodo
Prabowo Subianto Djojohadikusumo
Tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto berada di angka 25,8 persen
Menurut survei CSIS, Joko Widodo dan Prabowo Subianto masih menempati posisi puncak dalam survei elektabilitas calon presiden.
tirto.id - Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto masih menempati posisi puncak dalam survei elektabilitas calon presiden pada Pilpres 2019 yang dilakukan lembaga Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Berdasarkan survei yang dilaksanakan pada 23-30 Agustus 2017 tersebut, tingkat elektabilitas Jokowi mencapai 50,9 persen, sedangkan Prabowo Subianto berada di angka 25,8 persen.
Dilihat dari kategori usia responden, tingkat elektabilitas Jokowi lebih unggul daripada Prabowo pada semua segmen usia. Sebanyak 49,8 persen responden usia 30-39 tahun memilih Jokowi. Begitu pula dengan responden usia 40-49 tahun. Sebanyak 49,2 persen di antaranya memilih presiden yang diusung PDIP tersebut. Jokowi juga unggul dengan tingkat elektabilitas sebesar 60,6 persen pada segmen responden usia 30-39 tahun.
Prabowo hanya unggul tipis dibanding Jokowi pada segmen responden usia 20-29 tahun. Sebanyak 35,3 persen responden kategori tersebut memilih Prabowo.
Sementara itu, tingkat elektabilitas beberapa tokoh lain yang memungkinkan untuk dicalonkan sebagai presiden tidak ada yang melebihi angka 5 persen. Tingkat elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hanya mencapai 2,8 persen sedangkan Tri Rismaharini berada di angka 2,7 persen.
Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS Arya Fernandes menyatakan tidak ada kandidat kuat pada Pemilihan Presiden 2019 selain Jokowi dan Prabowo.
“Prediksi saya, pertarungan antara Jokowi dan Prabowo akan terulang kembali. Kecuali misalnya partai-partai lain yang dikomandoi Demokrat bisa menarik dukungan partai seperti PAN, PKB, dan PPP,” ujar Arya seusai pemaparan hasil survei CSIS di Pakarti Centre, Jakarta Pusat, Selasa (12/9/2017).
Arya mengatakan Partai Demokrat dan partai-partai tersebut memiliki potensi untuk membentuk poros baru guna menyaingi poros Jokowi dan Prabowo.
“Tapi kalau Demokrat tidak bisa menjadi motor alternatif. Saya kira akan dua pasang. Ujiannya di Pilkada Serentak 2018 untuk melihat berhasil apa tidak Demokrat membentuk poros baru. Sudah terbukti (Demokrat) berhasil (membentuk poros AHY-Sylviana) di Jakarta, lalu bagaimana nanti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur?” ungkap Arya.
loading...
BURUAN MAIN JUDI DI #KELINCI99
BalasHapusBANYAK UANG YANG BISA ANDA MENANGKAN