Janji Jokowi Untuk Rohingya Terbukti, Mana Janji Jihad FPI?
loading...
Image : pri.org
Konflik yang terjadi antara Etnis Muslim Rohingya dengan Junta Militer dan ekstremis Buddha Myanmar sudah berlangsung cukup lama atau telah bertahun-tahun. Namun sampai saat ini belum ada titik terang akan ada penyelesaian. Ekstremis Buddha menganggap etnis Rohingya sebagai pendatang dan bukan warga asli Myanmar sehingga harus diusir. Sedangkan etnis Rohingya tinggal di Rakhine sudah sejak abad ke-16 sehingga merasa berhak untuk hidup dan mencari penghidupan di sana.
Pertikaian antar etnis ini telah merambat ke mana-mana. Yang awalnya perebuta wilayah kekuasaan. Yang mana masing-masing merasa berhak untuk menguasai wilayah Rakhine, kemudian merambat ke masalah agama.
Selain itu ada juga yang mengatakan konflik disebabkan oleh perebutan sumber daya alam. Bahwa di daerah yang diduduki oleh etnis Rohingya kaya akan sumber daya alam dan ada pihak yang ingin mengkosploitasi SDA tersebut sehingga orang yang berada di sana harus diusir.
Soal agama, karena etnis Rohingya muslim atau beragama Islam, sehingga banyak yang beranggapan bahwa umat Buddha Myanmar dan Junta Militer memusuhi Rohingya karena mereka beragama Islam. Termasuk diantaranya yang menonjolkan umat muslim dibantai umat Buddha yaitu FPI.
Sengketa yang telah banyak menelan korban ini mendapat perhatian dunia, mulai dari Pemerintah Turki, PBB, Malaysia dan negara tetangga Myanmar seperti Bangladesh. Termasuk di Indonesia yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat.
Bahkan sudah dijadikan komoditi politik oleh oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab untuk menjatuhkan presiden Jokowi.
Seperti Fadli Zon, wakil ketua partai Gerindra, anak buah Prabowo Capres kalah 2014. Fadli mengatakan pemerintahan Jokowi tidak mendukung etnis Rohingya karena muslim. Jelas ini bertujuan untuk memunculkan kesan bahwa pemerintah anti terhadap Islam. Dan memang isu pemerintah anti Islam sering dimainkan oleh barisan oposisi untuk menjatuhakan presiden, selain dari isu PKI.
Menanggapi isu miring mengani sikap pemerintah terhadap konflik di Myanmar Jokowi kemudian menjelaskan di media, bahwa membantu Rohingya tidak selesai dengan kecaman tapi perlu tindakan nyata. Presiden juga menyampaikan agar pemerintah Myanmar segera menghentikan kekerasan yang dilakukan ekstremis Buddha dan Junta Militer terhadap etnis Rohingya.
Pemerintah juga sudah melakukan tindakan nyata yaitu mengirim Menlu Retno Marsudi ke Myanmar, memaksudkan agar pemerintah Myanmar melindungi segenap warga negaranya termasuk etnis Rohingya.
Tindakan nyata lain yang dilakukan pemerintah yaitu mengirim bantuan untuk pengungsi Rohingya. Bantuan memang sangat dibutuhkan, sehingga merupakan langkah tepat yang dilakukan oleh pemerintah. Santunan tersebut diangkut menggunakan pesawat Hercules dan telah tiba di bandara Bangladesh pada Rabu sore (14/9/2017).
Rini Soemarmo, Dubes Indonesia untuk Bangladesh bersama perwakilan dari pemerintah Bangladesh secara langsung menyambut bantuan tersebut. Setelah diterima, langsung diserahkan kepada pemerintah Bangladesh untuk kemudian diberikan kepada pengungsi Rohingya.
Bantuan lain yang segera menyusul berupa pakaian, selimut, makanan instan, beras, dan tenda yang akan dibawah dengan dua pesawat dari pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh.
Tidak hanya pemerintah, FPI juga berencana melakukan tindakan nyata untuk Muslim Rohingya. Mereka akan berangkat langsung ke Myanmar untuk berjihad menegakkan keadilan dan membela kebenaran di negara tersebut. FPI juga telah membuka posko bagi masyarakat yang ingin berjihad ke Myanmar. Menurut berita yang saya baca di viva.co.id akan ada ribuan laskar yang akan berjihad ke Myanmar.
Sebenarnya rencana jihad FPI ke Myanmar sudah sejak tahun 2013 yang lalu. Tapi entah kenapa, mungkin ada kendala kesehatan, fisik, mental dan logistik sehingga gagal berjihad. Hingga kini konflik antar etnis Rohingya dengan ekstremis Buddha dan Junta Militer kembali mencuat ke permukaan. FPI berencana akan kembali berjihad ke Myanmar.
Namun, apa yang akan dilakukan FPI selama berjihad di Myanmar masyarakat belum tahu. Apakah akan menjadi guru bagi murid-murid di sana? Apakah akan ikut membantu mendirikan rumah-rumah bagi pengungsi Rohingya. Atau apakah akan berperang melawan Junta Militer?
FPI juga belum memberitahukan secara resmi kepada media jadwal keberangkatannya. Padahal banyak masyarakat yang mendukung agar FPI segera menunaikan ibadah jihad ke Myanmar. Kita doakan saja semoga terealisasi.
loading...
Tidak ada komentar: