ABU NAWAS ALA AHMAD DHANI

loading...



Baru-baru ini Ahmad Dhani mengaku ketiban sial. Hatinya nelongso gundah gulana. Hari-harinya diliputi kegelisahan yang tiada menentu. Hal itu dikarenakan uangnya untuk bayar utang barang antik yang dia utangi di pasar barang antik Cikapundung Bandung dibawa kabur anak buahnya. Begitu katanya (Sumber).

“Itu ada anak buah saya yang lari, jadi miss management. Jadi anak buah saya yang bayar itu lari,” kata Ahmad Dhani.

Ahmad Dhani bilang kini dia sedang nyari anak buahya yang nakal itu karena katanya dia sudah beritikad baik mau melunasi utangnya ke pedagang pasar barang antik Cikapundung di Bandung tapi duitnya buat bayar hutang tersebut malah dibawa kabur.

“Barang sama saya, ya sedang dalam proses penyelesaian sekarang. Kan yang bawa ke situ (pedagang) pakai perantara, nah orangnya itu lari. Sampai sekarang masih dicari,” tutur Ahmad Dhani.

Ahmad Dhani ternyata belum bayar 65 persen dari total utang sebesar Rp 100 juta. Hidupnya kini semakin tidak tenang saja karena terus ditagih utang oleh pihak pasar barang lawas Cikapundung Bandung. Bahkan perwakilan pasar barang antik Cikapundung juga menagih utang tersebut kepada Ahmad Dhani melalui video yang sudah tersebar luas di media sosial.

Perwakilan pasar barang antik Cikapundung Bandung berharap Ahmad Dhani menonton video tersebut dan segera melunasi tagihan utangnya. Duh sampai segitunya, kan malu.

Pertanyaannya, benarkah anak buahnya Ahmad Dhani bawa kabur duitnya untuk bayar utang barang antik yang dia utangi di pasar barang antik Cikapundung Bandung? Saya kok sangsi.

Pertama, masa iya di jaman sekarang yang sudah serba canggih, sudah serba mobile bangking dan serba touch screen ini, masa mempercayakan begitu saja uang tunai sebesar Rp 65 juta ke anak buahnya untuk pergi bayar utang di pasar barang antik Cikapundung di Bandung sana. Sangat tidak mungkin itu.

Kalau bukan sembrono, entah apa kata yang tepat untuk mengungkapkan ketelodorannya Ahmad Dhani ini. Kalau malas ke Bank untuk transfer pembayaran, kan bisa pakai mobile bangking.

Kalau mobile bangking hanya membatasi Rp 50 juta transferan per hari, kan bisa dilakukan transfer pembayaran selama dua hari. Hari pertama transfer Rp 50 juta, hari kedua transfer sisanya yang Rp 15 juta. Beres kan? Tidak sampai semenit juga sudah kelar. Pakai akal hikmat dong.

Intinya kalau memang sudah niat mau bayar untuk melunasi utang, tinggal transfer dan kirim bukti bayar pakai video juga, kan selesai perkara. Masa di era milenium yang serba canggih ini masih pakai cara primitif suruh orang lain pergi bayar. Kan aneh.

Kedua, punya mobil Alphard, punya rumah di kawasan elit Pondok Indah di Jakarta Selatan, tapi utang Rp 65 juta saja ribet banget bayarnya sampai berlarut-larut sedemikian lamanya? Sudah sedemikian bangkrutkah Ahmad Dhani? Saya tidak percaya.

Kalau memang Ahmad Dhani sudah bangkrut, kan tinggal digadai saja sertifikat rumah atau jual mobil yang dipunyai kan lunas sudah hutangnya itu. Atau pinjam saja duitnya Prabowo Subianto atau Fadli Zon buat lunasi hutangnya itu. Beres, bukan?

Sangat tidak masuk akal, punya mobil dan punya rumah di kawasan elit tetapi tidak bisa bayar utang Rp 65 juta? Itu namanya licik sengaja ngemplang tidak mau bayar barang orang.

Modus Abu Nawas Ala Ahmad Dhani?

Sepertinya ini modus Abu Nawas ala Ahmad Dhani yang sengaja bilang uangnya dibawa kabur sama anak buahnya untuk membersihkan namanya yang tercemar agar media tahu bahwa dia sudah mau bayar utang tapi uangnya dibawa kabur orang, padahal niatnya memang tidak mau bayar barangnya orang.

Kelihatan sekali sengaja playing victim dengan ngeles ini itu untuk mengulur-ngulur waktu pembayaran karena pusing ditagihin terus sampai dibuatin video penagihan segala oleh pihak yang diutangi. Sok-sokan kepingin punya barang antik, tapi tidak mau bayar. Yang diutangin itu pedagang kecil itu, rakyat kecil. Mikir dong.

Namanya juga hutang, ya dibayarlah. Urusan anak buah yang bawa lari uang itu urusan internal, yang diutangi mana mau tahu? Jangan sekali-kali menahan hak orang lain, katanya tahu agama, apalagi alumni 212. Bayar donghutang orang.

Hukum Karma Tak Pernah Ingkar Janji

Inilah akibatnya kalau terus nyinyirin Presiden Jokowi sok-sokan mengomentari utang negara segala, padahal urusan utang diri sendiri terus berlarut-larut sampai bikin stress yang punya barang. Makanya jangan jadi orang berhati jahat. Hukum karma tak pernah ingkar janji. Tanya saja pada pasir yang berbisik dan rumput yang bergoyang. Kura-kura begitu.


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.