LUAR BIASA ... TERNYATA "JOKOWI" SUDAH MEMBANGUN SEKOLAH DI ROHINGYA

loading...




Sumber gambar: Screenshot http://www.portal-islam.id/2017/09/jokowi-klaim-pemerintah-telah-membangun.html

Namanya haters, selalu saja mencari-cari kesalahan. Bahkan yang tak penting pun dipermasalahkan. Misalnya, sewaktu Presiden Jokowi belum melakukan konferensi pers dan berkomentar tentang etnis Rohingya (padahal kalau kita baca berita, sejak Desember 2016 Presiden Jokowi sudah berkomentar soal etnis Rohingya, bahkan secara langsung meresmikan pengiriman bantuan ke Myanmar. Baca: http://nasional.kompas.com/read/2016/12/29/09171551/jokowi.lepas.10.kontainer.bantuan.untuk.warga.rohingyadan https://news.detik.com/berita/d-3382992/jokowi-kepedulian-untuk-rohingya-kita-tunjukkan-tanpa-kegaduhan), haters menuduh Jokowi tidak peduli pada penderitaan etnis tersebut. Kini setelah Jokowi melakukan konferensi pers dan berkomentar soal etnis Rohingya, haters kembali mencari-cari kesalahan dengan menyebut bahwa Jokowi keliru soal pernyataan bahwa “pemerintah” Indonesia telah membangun sekolah di Rakhine State (sebagaimana bisa dilihat pada link gambar di atas). Di mata haters apapun yang Jokowi lakukan dianggap salah, hehehe.

Adapun pernyataan Presiden Jokowi pada konferensi pers tersebut sebagai berikut:

“Untuk penanganan kemanusiaan dan bantuan tersebut, pemerintah telah mengirim bantuan makanan dan obat-obatan, di bulan Januari dan Februari sebanyak 10 kontainer juga telah membangun sekolah di Rakhine State dan juga segera akan membangun rumah sakit yang dimulai Oktober yang akan datang di Rakhine State.” Sumber: (1)

Di pernyataan tersebut, Jokowi menyebut bahwa “pemerintah telah….membangun sekolah di Rakhine State.” Namun menurut haters, pernyataan ini tidak benar, karena sekolah itu dibangun oleh Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), sebuah lembaga yang aktif memberi bantuan kemanusiaan di Myanmar, bukan oleh pemerintah. Haters mengutip dari salah satu sumber:

“Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) sedang mempersiapkan tim untuk diberangkatkan ke Rakhine, Myanmar. Sebelumnya, PKPU sudah membangun sekolah di lokasi pengungsian korban tragedi kemanusiaan yang terjadi di Rakhine.” Sumber: (2)

Lalu, mana yang benar?

Faktanya, kalau kita baca berita, sejak tahun 2014 sudah ada bantuan pembangunan sekolah oleh Pemerintah RI untuk warga etnis Rohingya di Rakhine State. Ini bisa kita baca dari berita di bawah ini:

“Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir meresmikan empat sekolah bantuan pemerintah Republik Indonesia di Rakhine, Myanmar, Senin, 8 Desember 2014. Sekolah yang dibangun dengan dana US$ 1 juta tersebut terletak di tiga desa di Rakhine, negara bagian yang dilanda konflik komunal mulai 2012 hingga Juni 2014.

“Saya sangat bahagia sekaligus terharu melihat senyuman polos dan wajah-wajah cerita serta semangat yang tinggi. Mereka begitu antusias menampilkan pengetahuan yang mereka pelajari dalam waktu kurang dari tiga bulan,” ujar Fachir kepada Tempo, Rabu, 10 Desember 2014.” Sumber: (3)

Jadi kesimpulannya? Benar bahwa PKPU telah membangun sekolah di Rakhine State, dan benar bahwa pemerintah juga pernah membangun sekolah di sana (dengan demikian, tidak ada yang salah dengan pernyataan Presiden Jokowi. Ingat Jokowi hanya menyebut pemerintah, pun tidak menyebut “pemerintahan saya”). Yang salah adalah mereka –para haters– yang menuduh klaim Jokowi keliru.

Lagi pula, tidak mungkin satu lembaga kemanusiaan bisa masuk ke negara asing tanpa ada peran serta pemerintah, minimal Kedutaan Besar Indonesia di sana.

Dan lihatlah dampaknya. Lihatlah komentar sebagian masyarakat yang terperdaya dengan berita “setengah benar” seperti itu (setengah benar karena hanya menyajikan berita dari satu sumber, tanpa mempertimbangkan sumber lain):


Sumber gambar: Screenshot http://www.portal-islam.id/2017/09/jokowi-klaim-pemerintah-telah-membangun.html

Abdurrahman Norisman Ghanni: Huft, sekelas pejabat tinggi negara ko ngomong asal njeplak

Badrul Masri: Congor penguasa kayaknya bisa kudisan kali ye kalau sehari aja gak asal ngebacot (asal klaim, janji, nuduh dan tipu). Mudah2an kudisan beneran tuh bibir biar gak asal njeplak aja. Karena biasanya pengikutnya yg ber IQ 200 sekolam itu pasti juga bakalan seiya sekata dgn congor junjungannya. #sayasangatmuakdgnklaimdantipu2panglimakodok

Asep Demy: beginilah kalau manusia sudah tidak punya rasa malu…ga punya rasa malu kalau Allah menyaksikan perbuatannya sekecil apapun…termasuk kebohongannya…..hatinya mengakui kalau itu bohong..

Miftahul Munir: Berbohong melulu.

Muhammad Abdan Syakuro N: Apakah Faisal Akbar berani kepada penyebar hoax dr Rezim sekarang?

Kasihan sekali orang-orang ini, terperdaya dengan berita yang bersifat setengah-setengah. Mereka mengumpat, mencemooh, mengejek Presiden Jokowi, padahal mereka tidak mengerti apa yang mereka ucapkan, mereka tidak sadar sedang diperdaya.

Terkadang saya berpikir tidak penting membahas artikel yang isinya tidak penting seperti link di atas. Namun mengingat dampak berita seperti itu bisa cukup besar, khususnya dengan mempertimbangkan kenyataan (menyedihkan) bahwa sebagian masyarakat kita gampang terpancing (berpikir pendek tanpa memeriksa sumeber-sumber lain), maka dirasa perlu untuk terus meng-conter berita yang demikian.

Salam Indonesia Cerdas.


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.