Tommy Soeharto VS Tito Karnavian ... Menurut Anda Siapa Yang Bakal Jadi Pemenang ???
loading...
Singkat saja, aku ingin sekali menuliskannya!
Anies Baswedan Meluk Cendana.
Anies Baswedan yang mungkin memposisikan diri sebagai intelektual muslim moderat, justru rela menggadaikan idealisme demi tujuan politik “kuasa dan nama”. Jalan apapun mesti ditempuh, termasuk merapat ke Cendana. Nama-nama keluarga Cendana mulai kembali muncul kepermukaan, Titiek Soeharto yang terkenal Glamor di Era Orba, Tommy Soeharto yang menjadi otak pembunuhan hakim Agung, Prabowo yang diduga melakukan penculikan para aktivis, Semua dirangkul oleh Anies. Ditambah lagi Harry Tanoe yang sedang gencar mengenalkan Perindo dan Rizieq Shihab yang sedang tersandung kasus “ehem” bersama orang yg juga merupakan bagian dari Cendana yaitu Firza Husein, meskipun Tommy somasi Firza.
Anies Baswedan tentunya sadar dengan sejarah 32 tahun berkuasa yang dipimpin diktator terkorup. Dimana keluarga Soehart(a)o berlimpah harta dengan kroni-kroninya, berbagi bersama oligarki rente borjuis.
Hari ini, struggle class tidak lagi menjadi pusat perhatian, dengan pelan tapi pasti mandat trisakti dan nawacita mulai tampak meski belum sempurna. Hal ini tentunya yg bernafsu kuasa akan menggunakan cara lama karya Orde Baru yaitu ayat-ayat suci, Agama, sektarianisme yang bisa disebut dengan Politik identitas. Ini bukan sekedar soal Pilkada DKI, ini bukan sekedar komunis, syiah, china, kafir. Ini Soal mereka yang ingin mengembalikan kekuasaan dan merebut kekuasaan karena gerak mereka memang pada kenyataanya sempit, disempitkan lebih tepatnya.
Agama yang dijadikan rudal sekaligus kambing hitam, menjadi pilihan mereka, untuk membuka peluang kuasa kembali. Dan Rizieq dipakai yang kemudian bebas bicara sesuka hati, sambil diiringi sholawat nabi, takbir membanjiri jalanan ibu kota. Sambil teriak Antek komunis. Kalau era Soeharto adalah “komunis anti agama”. Sementara Sosialis di nusantara tumbuh dan besar ditangan santri. Soeharto kala itu dibeking paham ideologi kapitalis dan imperium barat, sebut saja Amerika. 1965 Pembantaian luar biasa bahkan masuk salah satu terbesar di dunia.
Anies Baswedan, seperti tidak peduli. Sing penting aku mimpin. Meskipun harus membangkitkan orde baru dan merangkul semua keluarga cendana sekaligus kelompok fundamental.
Tentang Soeharto yang pernah berpaling dan membunuh sekian banyak orang Islam di masa lampau, mungkin tidak akan berpengaruh pada Anies Baswedan karena akan hanya dianggap kabar burung yang sengaja dikicaukan menjelang putaran kedua Pilkada DKI. Sementara ia sendiri paham histori tersebut.
Sing penting Oke Oce dan menarilah cendana ora peduli.
Tommy Soeharto Terduga Mendonatori para terduga makar.
Seperti yang telah diketahui bahwa Kapolri sudah menangkap terduga makar saat aksi dengan nama super damai atau yang dikenal 212, antara lain Kevlain Zein, Adityawarman, Rachmawati, Ratna Sarumpaet, Firza Husein dan Sribintang bahkan termasuk yang menghina presiden, seperti Ahmad Dani.
Mengamati dan menyimak dari pihak kepolisian, dipastikan ada bandar ataupun donatur dari dugaan makar ini, pada beberapa hari yang lalu, jelas ini membuktikan bahwa pihak kepolisian bekerja dengan keras dan cerdas. Serta banyak mendapat dukungan masyarakat. Termasuk saya tentunya juga ingin mengucapkan “salut” kepada Kapolri dan jajarannya.
Dalam bagan yang beredar, mengenai siklus pendanaan atau donatur terduga makar terdapat lebih dari 10 orang, dimana diantaranya sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Mengejutkan memang, dalam bagan tersebut yang sudah beredar beberapa bulan lalu, nama Tommy Soeharto atau anak mantan presiden RI ke-2 yang terkenal sebagai diktator terkorup, berada diposisi paling atas, dan beberapa hari yang lalu sudah beredar baik di medsos.
Belum diketahui secara pasti mengenai siapa yang membuat bagan donatur dugaan makar tersebut atau detail tepat waktunya ketika bagan tersebut diupload. Dari bagan tersebut jelas memeperlihatkan dan memberi kesan bahwa Tommy Soeharto menjadi seperti bandar atau donatur terhadap terduga makar. Dan kita semua tahu bagan beberapa bulan lalu menjadi viral.
Radar penyidik mulai mengarah ke putra mantan presiden RI ke-2 yaitu Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto. Benar atau tidaknya mengenai bagan yang melibatkan Tommy, jelas akan menjadi suatu pertanyaan, namun setidaknya pada pihak Kapolri tengah bekerja keras menelusuri adanya penyandang dana atau donatur dalam kasus terduga makar.
Seperti yang dipaparkan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya pun tak menampik adanya informasi soal dugaan putra bungsu mendiang Presiden Soeharto itu menjadi bandar bagi tersangka makar. Ujar Argo “Nanti kita dalami lagi (aliran dana dari Tommy Soeharto, red),”
Dulu Tommy Soeharto pernah ditangkap Tito Karnavian.
Presiden Joko Widodo telah menunjuk Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror Komisaris Jenderal Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri.
Penunjukan itu dinilai karena sejumlah prestasi, kompetensi, serta pengalaman yang dimiliki Tito.
Tito memang memiliki pengalaman matang selama mengabdi di Korps Bhayangkara. Salah satu kasus yang membuat namanya dikenal publik adalah saat memburu putra bungsu presiden RI kedua Soeharto, Hutomo Mandala Putra. atau Tommy Soeharto.
Saat itu Tito masih menjabat sebagai Kepala Satuan Reserse Umum Polda Metro Jaya dengan pangkat Komisaris Polisi.
Dilansir dari arsip Harian Kompas pada 4 Desember 2001, Tito memimpin Tim Kobra dengan mengandalkan sejumlah penyidik spesialis, terutama dari unit Harta Benda.
Para penyidik yang menjadi anak buah Tito merupakan para profesional yang telah menempuh pendidikan kejuruan reserse.
Setelah itu, mereka pun mendapat pendidikan bintara lanjutan hingga pendidikan perwira lanjutan yang mengarah pada spesialisasi khusus.
Meski memiliki penyidik spesialis, namun perburuan Tommy tidak berlangsung mudah. Apalagi, obyek yang dikejar merupakan anak mantan orang nomor satu di Tanah Air.
Tim Kobra yang dipimpin Tito kemudian memantau sinyal telepon dan merekam pembicaraan telepon untuk mencari Tommy. Hingga kemudian penelusuran itu membawa polisi ke rumah di Jalan Maleo II Nomor 9, Bintaro Jaya, Tangerang. Kemudian pada Rabu, 28 November 2001, penggerebekan pun dilakukan untuk menangkap Tommy. Tommy sedang tidur saat ditangkap.
Untuk pemberitaan tentang terbuktinya atau tidak Tommy Soeharto atas terduga mendonatori para terduga makar belum ada kabar beritanya dan memang belum diketahui secara pasti kebenarannya. Tapi yang harus diakui nama Tommy Soeharto kembali muncul kepermukaan ditambah lagi munculnya foto-foto “mesra” dirinya bersama Rizieq dan Anies Baswedan.
Jika terbukti mengenai isu donatur tersebut, maka bersiaplah untuk kembali berjumpa dengan Tito Karnavian. Seorang jendral yang cerdas dan sangat perduli rakyat serta keutuhan NKRI. Jika pun tidak, setidaknya Anies Baswedan telah melakukan kesalahan yang besar merapat dengan cendana, dimana cendana sendiri punya masa lalu yang sangat suram atas perlakuannya membunuh demokrasi selama 32 tahun.
Bahaya laten, Orba yang mulai bangkit ditambah teriakkan Rizieq belakangan ini penuh nafsu kekuasaan. Dan apa yang terjadi mengenai sentimen agama memang cerita lama yang juga mewarnai politik Orba. Anies Baswedan Oke Oce yang penuh ranjau.
loading...
Tidak ada komentar: