JOKOWI TERSENYUM ... PKS DAN GERINDRA MULAI BERSITEGANG
loading...
JOKOWI TERSENYUM ... PKS DAN GERINDRA MULAI BERSITEGANG
Dua partai ‘besar’ pemenang Pilkada DKI Jakarta, PKS dan Gerindra sudah mulai bersitegang. Pemicunya adalah seorang yang mengaku-ngaku kader PKS bernama Febri Amrullah. Orang ini sempat mengancam Rais Suriah NU, KH Nadirsyah Hosen alias Gus Nadir dengan memakai-makai Korsad PKS.
Febri Amrullah, entah muncul dari mana, mengklaim bahwa dirinya akan membawa Korsad PKS dan membenturkan dengan Banser yang ada di bawah NU. Awalnya saya pikir gila sekali orang ini, berani-beraninya menantang Kyai NU.
Akhirnya, Gus Nadir pun tidak terlalu meresponi orang ini, karena memang Febri Amrullah tidak ada apa-apanya. Jelas karena memang dia bukan siapa-siapa dibandingkan dengan level seorang kyai yang menetap di Australia dan menjadi pengajar tetap ilmu Islam di negeri seberang. Membandingkan latar belakangnya pun sulit, karena kedua orang ini berbeda secara intelektual, cara berpikir, dan pandangan mereka mengenai dunia, alias worldview.
Setelah provokasi yang dilakukan oleh FA tidak ditanggapi dengan serius oleh Gus Nadir, akhirnya isu ini reda. Namun FA memulai lagi provokasi-provokasi yang mengangkat kembali nama Jonru dan Saracen.
Saya pikir sebenarnya sudah selesai kita berurusan dengan Jonru, karena ia sebentar lagi akan ditangkap jika terbukti melakukan fitnah-fitnah kepada Presiden RI, simbol tinggi negara Indonesia. Ada satu isu yang lebih besar yang harus kita pikirkan. Sejauh mana peranan-peranan elit politik bangsat yang menggunakan jasa Saracen?
Rasanya hal ini yang lebih penting, untuk memastikan posisi Jokowi di tahun 2019. Saya khawatir jika polisi tidak mengetahui siapa saja pemesan-pemesan jasa Saracen, posisi Jokowi di tahun 2019 terancam, karena bangsat-bangsat politik bisa saja membuat ‘another kind of Saracen’.
Saracen-saracen baru akan muncul dan membuat heboh perhelatan politik dengan isu-isu SARA yang memang terbukti masih laku. FA yang mengklaim dirinya kader PKS, memang ternyata tidak tinggal diam, dan membela Jonru. Bahkan ia mengatakan di cuitan Twitter, bahwa Korsad PKS siap membela Jonru. Inilah yang saya katakan dengan “pengecut selalu main ramai-ramai”.
Ingatkah pemantik lilin dari Sumbar bernama Nurul Indra pun pernah mengatakan “Cenen! Beraninya keroyokan!”? Hahaha.
Mengapa ia harus main ramai-ramai? Jawabannya sederhana. Orang ‘sehebat’ Jonru saja bisa dibungkam dan dibuat menjerit-jerit histeris oleh Akbar Faisal, hanya dengan satu kata yang disebut Jonru, yakni kata “Iya”. Mengapa saya sebut Jonru hebat? Jelas karena setidaknya ia memiliki 1 juta pengikut di Facebook, setidaknya begitu. Hahaha.
Lah sekarang untuk berhadapan dengan FA yang hanya berani di Twitter dengan pengikut tidak sampai 5ribu, ingin melawan? Ya, kita terima saja keadaan ini, bahwa FA tidak memiliki nyali yang cukup untuk berdebat satu lawan satu. Akhirnya nama Korsad PKS lah yang dibawa-bawa.
Ia melakukan sebuah manuver yang cukup menghebohkan beberapa lama ini di Twitter. Orang ini mengatakan bahwa Gerindra lah yang berafiliasi dengan Saracen. Berikut cuitan lengkapnya.
Fitnah keji kalau Saracen dihubungkan dengan pasukan Cyber PKS. Orang di Saracen memang kami kenal tapi beda partai. Mereka @Gerindra – @febriamarullah
Telak! Kalimat yang dicuitkan kader PKS ini benar-benar mempertontonkan kepanikan yang begitu berkecamuk di dalam internal kedua partai ini. PKS-Gerindra, pemenang Pilkada DKI ini harus berkonflik sebelum Anies Sandi naik takhta. Mudah melihat akhir dari partai-partai bermasalah. Benar yang Pak De lakukan, fokus kerja. Diamkan mereka, lantas mereka akan saling serang dan hancur akibar borok yang mereka pelihara. Sebenarnya saya tidak berniat untuk membawa-bawa Ahok dalam hal ini, namun kalimat yang bersifat timeless, memang membuktikan banyak sekali hal. Gusti ora sare.
Melihat apa yang terjadi saat ini, apakah memang benar apa yang kitab suci saya katakan bahwa “Demikianlah kalau Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri; bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan?” – Mat 12:26. Mungkin ini hanya kebetulan yang tak saling berhubungan.
Sulit sekali saya menampik sebuah fakta, bahwa memang saat ini ada ‘Tangan-tangan tak terlihat’ yang sedang bekerja di Indonesia. Tuhan tidak tidur, Tuhan itu bekerja. Jokowi yang terkesan diam dan pasif, sebenarnya merupakan orang yang begitu berserah. Seperti yang dikatakan Ahok, Gusti ora sare. Ada rekan penulis yang mengatakan kepada saya kalau saya kebanyakan menulis “Gusti ora Sare”, jadi “Kapan kowe sare?”
loading...
Tidak ada komentar: