KPK Kembali Telusuri Kasus Hambalang, Ibas Siap-siap Dipanggil

loading...



Sepertinya lebaran kuda tidak lama lagi akan segera berlangsung. Salah satu indikasinya adalah mulai diusik kembali kasus Hambalang. Kasus, yang oleh beberapa pemberitaan, banyak dikaitkan dengan Partai Demokrat sudah menjerat elit politik Partai Demokrat masuk ke dalam bui. Kasus Hambalang menghantarkan mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Andi Mallarangeng dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum masuk penjara.

Kini, Kasus Hambalang dibuka untuk memungkinkan kembali terjeratnya orang-orang yang diduga menerima uang hasil korupsi Proyek Hambalang. KPK yang memeriksa Andi Zulkarnain Mallarangeng alias Choel Mallarangeng sebagai tersangka menyatakan bahwa akan ditelusuri aliran dananya kemana saja.

“Tersangka ini itu berhubungan dengan siapa saja. Terus uang itu kemudian mengalir ke mana aja. Kan dua itu yang selalu diikuti oleh penyidik. Jadi habis itu nanti nemu siapa nemu siapa,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (2/10/2016).

Dimulainya kembali penelusuran uang dan orang-orang yang terlibat dalam kasus Hambalang ini memberikan sebuah peringatan penting kepada orang-orang yang terlibat. Ada beberapa nama yang diduga juga terlibat dalam kasus ini, namun yang paling menjadi perhatian adalah dugaan keterlibatan Pangeran Cikeas, Edhie Baskoro Yudhoyono, atau yang kerap disebut Ibas.

Nama Ibas memang kerap disebutkan terlibat dalam kasus Hambalang. Nazaruddin yang menjadi peniup peluit Kasus Hambalang dalam beberapa kali kesempatan menyebutkan dengan gamblang keterlibatan Ibas. Kesaksian Nazaruddin dalam Kasus Hambalang ini telah menjerumuskan Andi Mallarangeng dan Anas Urbaningrum sebagai otak korupsi Proyek Hambalang tersebut. Nazaruddin menyebut Ibas menerima uang sebanyak 200.000 dollar AS, setara sekitar Rp 2,3 miliar, terkait proyek Hambalang.

Anas sendiri yang adalah otak dari Proyek Korupsi ini bersama Andi turut menguatkan indikasi keterlibatan Ibas dalam Kasus Hambalang. Bahkan Anis dengan nyeleneh menyatakan kalau dia jadi SBY akan menghantarkan sendiri Ibas ke KPK.

“Ini terkait posisi Mas Ibas yang ramai dibicarakan terkait keterangan Nazar dan Yulianis. Mas Anas berpesan, ‘Seandainya saya SBY, saya akan mengantar sendiri Mas Ibas ke KPK’,” kata Firman Wijaya menirukan pernyataan Anas, seusai menjenguk kliennya di Rutan KPK, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Sudah lebih 2 tahun pernyataan Anas tersebut tetapi sampai sekarang SBY tidak juga mengantarkan Ibas ke KPK setidaknya mengklarifikasi keterlibatannya. Kalau memang tidak bersalah dan terlibat, tirulah Ahok yang datang sendiri ke Kepolisian. Jangan malah menganggap Ahok kebal hukum dan menyuarakan demo terus sampai lebaran kuda.

Desakan untuk mengusut keterlibatan Ibas sudah terus disuarakan oleh publik. Kini, dengan ditelusurinya kembali Kasus Hambalang dan kemana uang mengalir dan siapa saja lagi yang terlibat, maka Ibas diyakini harus siap-siap dipanggil untuk mengklarifikasi keterlibatannya.


“Kami menuntut KPK tidak tebang pilih dalam perkara Century. Kami juga menuntut KPK menangkap Ibas karena diduga terlibat skandal korupsi Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional Hambalang,” kata Koordinator Total Keadilan (Tangkap), Kurnia, saat berorasi di depan Gedung KPK, Jakarta, kemarin.

Ibas menurut saya memang harus mempersiapkan diri dengan baik menghadapi Kasus Hambalang ini. Menghadapi dengan sendirian tanpa diwakili oleh pengacara, Ayah, maupun Ibunya. Ibas harus dilatih mental menghadapi pengadilan supaya bisa menyampaikan pernyataan tegas bukan tidak tahu dan tidak ada. Karena yang akan dihadapinya adalah para mantan kolega yang terluka karena masuk penjara tanpa pernah dikunjungi. Ibas harus siap berhadapan dengan Angelina, Nazaruddin dan Anas. Andi dan Choel sepertinya sangat sulit untuk mau mengungkap keterlibatan Ibas, karena “loyalitas” mereka.

Saya berharap Ibas tidak usah takut jika dipanggil bersaksi oleh KPK. Tidak perlu juga buat alasan apapun untuk menghindari panggilan. Kalau memang benar tidau usah takut, kalau memang benar biar segera bisa diselesaikan. Daripada hidup terus dengan perasaan was-was karena nama terus disebut-sebut dalam Kasus Hambalang. Cara terbaik menyelesaikannya adalah dengan menghadapi, bukan menghindari.

Saya sendiri berharap Kasus Hambalang ini bisa segera selesai dengan baik. Tidak perlu menunggu lebaran kuda atau Jokowi mengunjungi mantan atau dikunjungi mantan. Karena menunggu hal itu tidak jelas kepastiannya. Hukum harus terus jalan dan tidak boleh diintervensi oleh apapun. Anak mantan atau Pangeran Cikeas sekalipun tidak boleh kebal hukum atau Kebal Saksi.

Terakhir mari kita berdoa supaya Nazaruddin sehat-sehat saja dan sesuai dengan komitmennya untuk membongkar semua kasus yang dia ketahui sebagai wujud penyesalannya. Menyatakan kebenaran yang diketahuinya menjadi cara Nazaruddin memperbaiki diri dan menghindari hukuman di alam mahsyar. Karena itu dia tidak takut untuk berkata jujur.

“Tapi niat saya cuma satu, saya cuma mau jujur saja, apa adanya karena karena saya tidak takut, Yang Mulia. Tidak takut Mas Anas atau pengacaranya, JPU atau KPK. Saya hanya takut di alam mahsyar,” tutur Nazar.

Jadi, siap-siaplah kita akan menyaksikan sebuah perlawanan politik yang terjadi jika nama Ibas kembali dibawa-bawa. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi dan tidak berani juga menebaknya. Tetapi apapun yang akan dilakukan, KPK sudah membuka kembali kasus ini dan publik akan terus mengawasinya. Masalah stabilitas politik dan keamanan kita serahkan kepada ahlinya, Kapolri dan Panglima TNI yang akan meredam semuanya. aksi 411 dan 212 adalah bukti bagaimana mereka berhasil membungkam para aktor politik.

Salam Hambalang.





loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.