Sandi Uno Pernah Menipu, Apakah Oke Oce-nya Hanya Tipuan?

Orang yang melaporkan ke polisi bahwa sertifikat nomor 031 hilang, kemungkinan orangnya Sandi juga. Orang tersebut diketahui bernama Dino Sudrajat atas nama PT Jakarta Depot Satelit (JDS), yang katanya akan menjadi kontraktor pembangunan Depo di Balaraja. Setelah Edward tahu ada pelaporan kehilangan itu, lalu ia menyatakan bahwa sertifikat tersebut ada, malah Edward yang dilaporkan karena telah mencurinya. Ini sangat lucu. Saat ditanya polisi, apakah pernah melihat sertifikat yang dimaksud, dia malah jawab tidak pernah. Namun belakangan, Dino dikabarkan meninggal. Entah karena apa.

Demi uang senilai Rp 110 miliar, Sandi rela menikam dari belakang bapak angkatnya sendiri yang telah menyekolahkannya ke Amerika dan terlibat dalam berbagai proses yang mengantarkannya menjadi pengusaha muda yang sukses.

Pihak Pertamina pun lepas tangan. Mereka hanya mempunyai kewajiban membayar ganti rugi. Mereka tidak mau masuk ke dalam pusaran sengketa ini jauh lebih dalam. Padahal, sudah berapa miliar uang negara yang keluar dari hasil penipuan yang dilakukan oleh Sandi.

Saya jadi bertanya-tanya, mengapa Sandi bisa selicin itu? Mengapa kasus penipuan yang telah merugikan negara ini tidak bisa sampai ke meja hijau? Laporannya masuk tapi tersangkut entah dimana. Proyek dan kasus korupsinya akhirnya sama-sama mangkrak. Entah kapan akan dibongkar.

Ada dugaan yang mencuat bahwa perusahaan-perusahaan milik Sandi adalah tempat yang nyaman untuk pencucian uang haram para elit pemerintahan. Uang-uang itu ia kelola untuk membeli perusahaan-perusahaan yang diambang bangkrut. Saat suasana telah membaik ia jual kembali dengan harga yang tinggi. Sehingga, jika teradi apa-apa dengan Uno, tentu akan banyak rahasia-rahasia yang bakal terbongkar.

Maka, kita tak perlu heran saat nama Uno disebut-sebuh oleh Nazar dalam kasus korupsi wisma atlet. KPK sudah mencium aroma pencucian uang oleh PT Duta Graha Indah (DGI), perusahan milik Uno yang menggarap proyek wisma atlet. Tapi lagi-lagi, Uno tetap selamat. Malah Uno semakin membenamkan Nazaruddin sebagai terangka.

Lalu bagaimana kaitannya dengan oke-oce nya Sandi?
loading...
Ahok pernah berkomentar tentang program oke-oce nya Sandi yang katanya akan mencetak 200 ribu pengusaha. Kata Ahok ini sangat mustahil. Di dunia saja, tingkat keberhasilan mencetak pengusaha hanya 10 persen dari jumlah calon pengusaha. Di Indonesia nggak akan jauh dari itu. Jadi, untuk mencetak 200 ribu pengusaha, harus dikumpulkan 2 juta calon pengusaha.

Menurut Ahok, perlu dana sekitar Rp 2 triliun untuk menjalankan pelatihan pengusaha. Katanya, modalin tiap orang 2 juta saja sudah sampai angka 2 triliun. Bagaimana jika modalnya 10 juta? Kan jadinya 20 triliun. Kan nggakmungkin buka usaha cuma modal 2 juta.

Dari statistik yang dibangun Ahok, kesimpulannya adalah program oke-oce nya Sandi terlalu mengada-ada. Program tersebut tidak dibangun di atas perhitungan yang akurat dan data yang tepat. Tapi bagi Ahok, kalau itu cuma buat kampanye, yah oke-oke saja. Karena kampanye kan banyaknya cuma berjanji.

Saya melihat sosok Uno yang santun, kalem juga kini terlihat lebih islami, mungkin banyak gaul dengan PKS, ternyata tersimpan suatu rencana busuk untuk menguasai Jakarta. Coba lihat program rumah murah untuk rakyat yang tanpa DP. Itu mustahil dilakukan. Akhirnya, mereka ralat dengan DPnya diangsur. Rumah murah dengan harga Rp 300 juta di Jakarta dimana? Ini pun mengada-ada hanya karena ingin menang Pilkada.

Belum lagi klaim sepatu hasil gemblengan oke-ocenya Sandi. Bir pletok. Tempat hiburan malam bersyari’ah. Dan aneka fantasi “bisnis” yang menggairahkan orang-orang susah. Semua tidak realistis. Dan itu hanyalah umpan untuk menarik suara masyarakat yang telah terperdaya dengan retorika politik Paslon 3.

Dari program kampanye dan rekam jejaknya, sulit melihat ketulusan Sandi Uno untuk Jakarta yang lebih baik lagi. Bapak angkatnya saja ia tikam dari belakang, apalagi warga Jakarta yang tidak punya hubungan darah apapun dengannya. Jadilah pemilih yang cerdas. Pilahan anda menentukan Jakarta 5 tahun kedepan.

Ra(i)sa-ra(i)sanya begitulah


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.