Demo FPI dibayar Freeport ?

loading...






SEWORD.COM   Mengenai Freeport, saya penasaran selalu, bahkan rajin cari informasi di mana-mana seperti koran, tv , media sosial . Malah miris, abis tuh hampir tidak ada informasi sama sekali , kalau ada cuma terlalu sedikit informasi. Kecuali saya ada di dalam istana wooow pastilah tahu banyak. Masalahnya, kapan saya bisa masuk di Istana ? hehehe.

Sekarang dahaga saya akan informasi ” Freeport ” terpuaskan sudah. Media massa dan media sosial berlomba-lomba mewartakan berita seputar Freeport. Seword.com tidak mau ketinggalan, banyak artikel yang tampil dengan analisisnya cerdas.

Di mana pun disebut ( hanya ) kata ” Freeport ” , hati Indonesia tercabik-cabik. Bahkan kedaulatan negara tercinta ini sudah tidak ada harganya di depan Freeport. Sumber daya alam berupa emas, perak dan masih ada lainnya lagi disedot serakus-rakusnya oleh Freeport, sedangkan Freeport bayar terlalu murah kepada pemerintah Indonesia. Pemerintah periode kemarin kok diam membiarkannya, malah berpesta ria dengan uang ” lebaran kuda” di atas penderitaan rakyat. Kita pasti mau marah besar , tetapi bingung , mau marah harus ke mana ya ?

Untunglah, Jokowi terlahir di sini, bukan di luar negeri. Tahu-tahu jadi presiden super kampungan, tapi kinerjanya selalu mengacu pada kepentingan rakyat. Malah Jokowi selalu berpikir besar dan suka pamerkan kebesaran negara Indonesia di depan kepala pemerintahan luar negeri. Bahkan di setiap pertemuan tingkat tinggi, Jokowi selalu ambil kursi paling depan , sangat dekat dan sejajar dengan presiden negara adikuasa.

Bapak mantan begitu melekat dengan pencitraan, sehingga alergi sama namanya tato, emoh sama bawahan ( menteri ) keras kepala. Malah Jokowi sebaliknya , mengangkat cewek bertato, Susi Pudjiastuti sebagai menteri. Menteri Iqnatius Jonan keras kepala, sempat dikeluarkan dan diangkat kembali untuk ditempatkan di posisi Kementerian lain yang pas dengan wataknya nan super keras kepala. Mirip Budi Waseso kelewat ribut, bukan dibuang malah dipindahkan ke lembaga negara lain , Badan Narkoba Nasional dengan jabatan lebih tinggi.

Kontrak karya Freeport sebentar lagi mau habis. Maka mau perpanjang kontrak. Oleh pemerintah Indonesia, kontrak karya habis dialihkan ke Ijin Usaha Pertambangan. Sebelumnya, terikat kontrak karya, Pemerintah Indonesia tidak bisa berbuat apa-apa. Cuma menerima pajak dan royalti saja, apalagi jumlahnya kelewat minim cuma 1% dibandingkan dengan jumlah nilai sumber daya alam yang disedot Freeport.

Ijin usaha pertambangan lebih menguntungkan pemerintah Indonesia karena posisi pemerintah Indonesia lebih tinggi daripada Freeport. Sehingga pemerintah berkuasa penuh atas pertambangan yang dikelola oleh Freeport di atas tanah punya Indonesia sendiri.

Wajar loh, Freeport ngamuk banget. Bahkan berani-berani mengancam pemerintah dengan banyak cara. Freeport mau PHK karyawan secara besar-besaran. Juga mau bawa permasalahan ke pengadilan arbitrasi. Dan juga ada cara lebih senyap, seperti demo , kudeta , sogokan ke MPR / istana. Sayangnya, cara yang senyap gagal semua. Karena tiada celah yang bisa disusupi karena tertutup rapat oleh ketegasan dan kejujuran Presiden Jokowi.

Menteri ESDM, Iqnatius Jonan mewakili pemerintah bukannya takut dengan ancaman Freeport, malah persilakan Freeport ke pengadilan arbitrasi. Bukan tidak mungkin , pemerintah juga bisa berbuat sama , laporkan Freeport ke pengadilan arbitrasi.

Pertama kali dalam sejarah, Indonesia berani dan yakin pada pendiriannya dalam peradilan dunia. Tidak seperti kasus pulau sipadan-ligitan, Indonesia tidak siap apa-apa malah cuma terlongo-longo karena tidak tahu apa harus dipersiapkan. Jadi, pulau sipadan-ligitan terlalu mudah terlepas. Nyesek hati kita.

Sudah kita semua tahu, demo FPI sudah berulang-ulang terjadi. Katanya, demo ditujukan kepada Ahok seseorang. Pas lagi panas-panasnya perang antara Freeport dan pemerintah Indonesia, FPI kok diam muuuanieeez. Ke mana tuh nyali FPI ? Padahal Freeport jelas-jelas kafir, kan freeport punya Amerika Serikat di mana Amerika Serikat termasuk negara kafir di mata FPI. GP Ansor berafiliasi NU, malah lebih berani membela pemerintah Indonesia.

Malah timbul prasangka di otak cangkok saya, jangan-jangan demo FPI memang dibayar oleh Freeport. Memanfaatkan demo FPI untuk menjungkalkan pemerintah Indonesia, khususnya presiden Jokowi. Ahok cuma sekedar pinjaman dalam kudeta secara halus. Ahok dijadikan batu loncatan untuk tercipta ketidakstabilan politik dan ekonomi di Indonesia.

Freeport ( Amerika Serikat ) kayaknya mau mengulang kesuksesan kudeta Presiden Soekarno. Presiden Soekarno terjungkal lewat peristiwa G30S PKI, dengan meminjam tangan Soeharto. Sebenarnya Presiden Soekarno belum kalah, cuma mengalah karena berpikir lebih jauh. Demi mempertahankan satu negara kesatuan Republik Indonesia yang besar, jangan sampai terbelah-belah menjadi banyak negara kecil.

Usaha kudeta lewat demo FPI berjilid-jilid. Sayangnya , usaha kudeta gagal karena terbentur kepada namanya Jokowi. Jokowi politikus ulung, hidupnya sederhana, tidak kemaruk harta dan jujur. Jokowi, TNI-POLRI dan rakyat saling membutuhkan dan saling menyayangi bahkan sudah menjadi satu kesatuan, sehingga sulit diobok- obok.

FPI rajin berkoar-koar ” kafir ” kok mau dibekingi kafir. Dibayar Freeport, apa iya ? Kalau bener, sungguh membingungkan kelakuan FPI. Pusing kepala saya , mana obat pusiiiiing ?


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.