Kata Siapa PPP & PKB Dukung Anies? Lha Wong PKS Sukanya Hina Gusdur dan Ulama NU
loading...
Agus kalah, entah saya harus bersyukur atau tafakur. Untungnya kekalahan itu disikapi bak seorang ksatria, ia menerimanya dengan penuh lapang dada, meskipun partai pendukung tentu kecewa. Pilihan untuk pendukungnya otomatis terbagi jadi dua: memihak Ahok atau bersatu dengan Anies.
Sebelumnya, saya yang punya background NU, memang bertanya-tanya kok bisa sih PPP dan PKB masuk koalisi SBY? Kalau PAN tentu saya tidak perlu lagi bertanya, karena pasti pengaruh keluarga. Setelah saya baca-baca ternyata jasa SBY memang perlu diapresiasi, dia punya peranan penting mengembangkan universitas dan rumah sakit milik NU. PPP dan PKB yang sebagian pejabatnya adalah orang NU, tentu tak akan berkhianat. Pantang bagi mereka membalas air susu dengan air tuba. Habis manis, sepah tetap akan disimpan. Meskipun Agus masih unyu-unyu dan dinilai masih terlalu dini untuk langsung masuk ke peperangan politik, toh yang jadi tujuan adalah membalas kebaikan sang Ayah. Perkara menang atau kalah, itu urusan belakangan.
Kemana Arah Suara PPP dan PKB?
Oke, Agus sudah kalah, apa yang harus dilakukan PPP dan PKB? Kemana arah suara mereka saat 19 April nanti? Anies atau Ahok? Mari kita bahas pelan-pelan sambil makan goreng pisang.
Baik PPP dan PKB keduanya adalah partai politik yang mengusung ideologi NU. Meskipun tidak bisa dikatakan semua orang NU memilih dua Parpol itu, sebab banyak juga orang NU yang masuk ke Demokrat, PDIP, Nasdem dan parpol lain. Bedanya, PKB digawangi oleh Gusdur yang pemikirannya lebih pluralis, sedang PPP yang dulunya merupakan gabungan dari beberapa partai Islam dianggap lebih konservatif.
Lalu jika ada pertanyaan, gabungnya PKB dan PPP mengusung Agus untuk menantang Ahok kok seolah-olah bertolak belakang dengan prinsip ideologi NU, yang dikenal toleran terhadap perbedaan? Ya wajarlah, namanya juga kampanye. Saling membela jagoannya, ya tidak masalah. Sebagian simpatisan PPP dan PKB memang pernah mempermasalahkan ucapan Ahok yang dianggap menistakan agama, tapi toh mereka tak pernah menjelek-jelekkan agama Kristen, apalagi mengejeknya sebagai orang Kafir. Saya anggap tindakan mereka yang selama kampanye ini keras pada Ahok, hanya sikap politis saja, tak ada maksud menyinggung SARA.
PKS Sering Hina Gusdur dan Fitnah Ulama NU
Sudah bukan rahasia lagi jika PKS sering memfitnah ulama NU dengan sebutan Syiah, Kafir, dan antek-PKI. Ideologi PKS adalah Wahabi , yang bertolak belakang dengan ideologi NU. Bagi Wahabi, tradisi keagamaan seperti tahlil, maulid, haul, tawasul, yasinan, semuanya dianggap bid’ah dan sesat. Begitu bencinya PKS pada NU, sehingga Gus Dur yang notabene pendiri PKB dibilang si Buta. Said Aqil, Ketum PBNU dibilang Anus, dan banyak sebutan jorok lainnya yang dialamatkan pada ulama-ulama NU. Masih ingat kan kejadian kader PKS , Aceng Toha, yang notabene alumni LIPIA (kampus berbasis Wahabi di Jakarta) pernah dijemput paksa oleh Banser karena menghina Kyai Said dan Gus Mus? Kader PKS lain yang pernah dipolisikan adalah Dwi Esti Ningsih, karena menyebut pahlawan Non-Islam adalah kafir, sehingga tak layak diabadikan gambarnya di uang Rupiah baru. Ya, begitu mudah nya memang PKS menghina ulama NU. Lalu masihkah ada alasan bagi kedua Parpol untuk mendukung Anies? Sedang Anies sendiri adalah paslon yang diusung PKS.
Ayo guys berpikir jernih, apa iya kalian mau menghianati Gus Dur dan NU? Dan sekarang kamu sadar mendukung Paslon PKS hanya akan menghancurkan NU.
Sumber
loading...
Tidak ada komentar: