[VIDEO] Ibu Vero Menangis Saat Bacakan Surat Cabut Banding Dari Ahok, Ini Isinya...

loading...

Kita melihat banyak sekali orang-orang yang berpandangan bahwa Ahok dipenjara 2 tahun merupakan sebuah kematian hukum di Indonesia. Namun melihat klarifikasi dari Pak Ahok yang dibacakan oleh sang Istri, kita melihat bagaimana ketegaran Bu Vero menyelesaikan seluruh surat dari Pak Ahok.


Sungguh sulit membayangkan bagaimana perasaan istri ketika membacakan surat pencabutan banding. Banyak sekali analisis-analisis yang terjadi. Mulai dari kecurigaan terhadap Pak Dhe Joko Widodo yang diluapkan akibat dari kekesalan pendukung Ahok, sampai kepada analisis-analisis mantap yang kadang dijadikan bahan spekulasi yang ada.

Para pendukung Prabowo menggunakan kesempatan ini untuk menarik hati para pendukung Ahok beralih kepada Prabowo. Tidak sedikit juga orang yang masih melek, tetap mempertahankan posisi Pak Dhe sebagai presiden Indonesia. Saya termasuk seorang yang ada di sisi Pak Dhe. Apapun yang difitnah kepada Pak Dhe, kita melihat bagaimana ia setia kepada konstitusi.



Tanpa pertimbangan politik apapun, ia tetap tenang dan diam. Untuk hal keberpihakan, entah mengapa saya lebih senang berada di sisi Pak Dhe, daripada mengkritik Pak Dhe tanpa memberikan solusi. Ada beberapa teman facebook saya yang cukup dekat secara “visi” dengan saya, malah menjadi kecewa dan putus harapan kepada Pak Dhe. Saya hanya bisa memberi nasehat kepadanya untuk bersabar.

Tuhan tidak tinggal diam. Kepahitan yang dirasakan oleh teman-teman saya juga rasanya menjadi kepahitan yang cukup banyak dirasakan. Kepahitan yang lucunya lebih dalam dari pada kepahitan Ibu Vero yang adalah istri Pak Ahok.

Tidak dapat dibayangkan bagaimana kehidupan dan relasi mereka selama dua tahun ini. Kita tahu juga bukan terpisah dari sang istri saja, namun sosok ayah bagi ketiga anaknya akan berkurang. Memang untuk masa kunjungan mereka boleh datang kapan saja untuk bertemu.

Namun tetap saja dengan status terpidana Ahok, membuat pihak keluarga merasakan hal yang berbeda. Melihat dari karakter dan pola didik Ahok kepada anak-anaknya, saya mengira bahwa mereka dididik untuk biasa melihat hal ini. Mereka yang dididik dalam ajaran yang ketat, tentu menjadi keluarga yang tegar.

Keluarga Ahok tegar, namun ketegaran itu tidak berlaku bagi para pendukungnya. Jadi wajar saja dengan vonis Ahok selama dua tahun, banyak orang yang merupakan pendukung Ahok, malah melampiaskan kekecewaannya yang membabi buta kepada Pak Jokowi. Bagi mereka yang kecewa, belajarlah dari Ibu Vero. Tangisannya bukan merupakan tangisan penyesalan, namun murni karena tangisan seorang istri yang bangga terhadap sosok suaminya.



Sambil menangis, Ibu Vero membacakan surat yang dititipkan Ahok kepadanya. Maka tidak heran seorang Ibu yang masih muda dan butuh kehadiran suami menangis sejadi-jadinya, bahkan di hadapan para wartawan. Tidak dapat dipungkiri bahwa mereka butuh hubungan yang lebih intim, ketimbang menjenguk. Saya salut kepada sosok Ibu Vero yang tetap tegar dan membaca habis surat yang begitu menyedihkan dari Pak Ahok.


Kutipan-kutipan Alkitab yang diambil dari Mazmur juga disebutkan. Ahok tidak lupa menyematkan sebuah slogan yang dipelopori oleh ulama, kalau tidak salah Gus Mus yang mengatakan “Gusti Ora Sare”. Inilah yang menjadi isi singkat dari pertimbangan Ahok mencabut banding. Begini isi surat Ahok yang dibacakan oleh sang istri:


Rumah Tahanan Depok, Minggu 21 mei 2017

Kepada relawan dan pendukung Ahok yang saya cintai, semua yang telah menjalani proses demokrasi di mana pun berada.

Saya telah banyak berpikir tentang kejadian yang saya alami. Saya mau berterima kasih kepada saudara-saudara yang terus mendukung saya dalam doa, kiriman bunga, makanan, kartu ucapan, surat, buku-buku, bahkan dengan berkumpul dengan menyalakan lilin. Saya tahu tidah mudah bagi saudara menerima kenyataan seperti ini. Apalagi saya…

Tetapi saya telah belajar mengampuni dan menerima semua ini. Jika untuk kebaikan berbangsa dan bernegara, alangkah ruginya warga DKI dari sisi kemacetan dan kerugian ekonomi akibat adanya unjuk rasa yang menganggu lalu lintas.

Tidaklah tepat saling unjuk rasa dan demo dalam proses yang saya alami saat ini. Saya khawatir banyak pihak yang akan menunggangi jika para relawan berunjuk rasa, apalagi benturan dengan pihak lawan yang tidak suka dengan perjuangan kita.

Terima kasih telah melakukan unjuk rasa yang taat aturan dan menyalakan lilin perjuangan, konstitusi ditegakkan di NKRI dengan Pancasila dan UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

Mari kita tunjukkan bahwa Tuhan tetap berdaulat dan memegang kendali sejarah setiap bangsa. Kita tunjukkan bahwa kita orang yang beriman kepada Tuhan Yang Masa Esa pasti mengasihi sesama manusia, pasti menegakkan kebenaran dan keadilan bagi sesama manusia.

Gusti ora sare…

Put your hope in the Lord now and always (Mazmur 131 ayat 3)

Kalau dalam iman saya, saya katakan: The Lord will work out his plans for my life (Mazmur 138 ayat 8a).

Ahok BTP.

Di tengah-tengah Ibu Veronica tercekat untuk melanjutkan membaca surat Ahok tersebut. Dia kemudian terisak sambil memegang mikrofon. Salah seorang kuasa hukum Ahok, I Wayan, membuka minum botol dan menyerahkannya kepada istri Ahok tersebut.

Adik Ahok, Fifi, berusaha menenangkan kakak iparnya itu dengan memberikan tisu, sambil juga ikut menangisi kematian hukum yag ada. Isak tangis ibu Vero merupakan isak tangis yang harus kita lihat sebagai tangisan murni seorang perempuan. Ia juga menangis dengan menunjukkan sikap ketidak berdayaannya sebagai seorang istri. Jangan sampai diinterpretasi berbagai-bagai, apalagi sampai membuat kita menghujat Jokowi sebagai presiden yang diam.

Betul kan yang saya katakan?




Sumber
loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.