HEBOH!!! Inilah Pembelaan FPI Soal Ancaman Polisi Jemput Paksa Rizieq Shihab Karena Mangkir Dari Panggilan...

loading...



Merdeka.com - Kasus chat Rizieq Shihab dengan Firza Husein memasuki babak baru. Kasus tersebut sempat tak terdengar lantaran konsentrasi terpusat kepada sidang vonis penodaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Kini, polisi mengancam akan menjemput paksa Rizieq jika tak juga memenuhi pemanggilan pemeriksaan.

"Tunggu tanggal mainnya," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di Komplek Mabes Polri, Jakarta, Jumat (12/5).

Saat disinggung kembali apakah pemanggilan paksa bakal dilakukan dalam waktu dekat, Setyo masih enggan menjawab. "Pokoknya tunggu tanggal mainnya," ujar dia.

Polisi mengungkapkan telah melayangkan surat pemanggilan kedua terhadap Rizieq pada 8 Mei untuk datang diperiksa di tanggal 10 Mei 2017.

Namun, hal itu dibantaholeh Juru Bicara FPI Slamet Ma'arif. Slamet mengatakan pihaknya tidak pernah menerima surat pemanggilan tersebut.

"Pertama yang terima surat panggilan siapa? Pertama, beliau kan dari tanggal 25 (April) ada di luar negeri. Yang nerima surat panggilan siapa, nggak ada kan. Beliau sama keluarganya ada di luar negeri. Tolong tanya ke polisi siapa yang nerima surat."

Slamet mengaku pengacara Rizieq selama ini terus berkoordinasi dengan kepolisian. Namun, soal surat pemanggilan kedua lagi-lagi ia menegaskan tidak pernah ada yang menerimanya.

"Pengacara beliau, Pak Kapitra selalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian," katanya.

Sementara itu, Kepala Program Dakwah dan Manajemen Islam USIM, Associate Proffesor Dr Kamaluddin Nurdin Marjuni di Kuala Lumpur mengungkapkan jika Rizieq Shihab menjadi kandidat Doktor dalam Dakwah dan Manajemen Islam di Universitas Sains Islam malaysia (USIM), Nilai, negeri Sembilan.

"HRS saat ini kandidat doktor pada Dakwah dan Manajemen Islam Universitas Sains Islam Malaysia. Disertasinya sudah 70 persen," ungkapnya.

Pria asal Indonesia alumni Universitas Al-Azhar Kairo Mesir tersebut saat ini menjadi promotor pertama Habib Rizieq sedangkan promotor kedua Dr. Ahmed Abdul Malik dari Nigeria.

Kamaluddin mengatakan HRS memulai S3 pada September 2012 di Universiti Sains Islam Malaysia di Program Dakwah dan Pengurusan Islam, Fakulti Kepimpinan dan Pengurusan.

"HRS menulis disertasi dalam Bahasa Arab Manahij At-Tamyiz Bayna Al-Ushul Wa Al-Furu' Inda Ahli Suna Waljama'ah atau Metode Pemisahan Antara Masalah Usuliyyah dan Furui'yyah menurut Ahlu Sunnah Waljama'ah," katanya.

Di sisi lain, Kuasa Hukum Rizieq, Kapitra Ampera menjamin kliennya tidak akan melarikan diri dari sekelumit kasus yang tengah membelitnya di tanah air.

Rizieq, disebutnya, seorang yang gentleman.

"Dia gentlemen, dia strong man. Dia pasti datang asal jelas perbuatannya yang dituduhkan ke dia. Dugaan perkaranya juga," tegas Kapitra.

Terkait penjemputan paksa Rizieq, di menjelaskan harus ada mekanisme yang ditempuh polisi sebelum menjemput paksa kliennya. Mulai pengiriman surat panggilan sebanyak dua kali berturut-turut. Bila dalam dua kali surat pemanggilan tak juga dipenuhi, maka barulah polisi berhak melakukan pemanggilan secara paksa kepada Rizieq.

"Dua kali dia dipanggil boleh tidak datang. Panggilan ketiga dia dijemput agar datang. Jemput paksa buat surat panggilan lalu dijemput paksa, sudah selesai ya pulang lagi," tandasnya.

Kasus bermula saat bukti chat senonoh antara Rizieq dan Firza menjadi viral di media sosial. Berangkat dari sana, polisi kemudian mulai menyelidikinya.

Kediaman Firza yang diduga lokasi saat tengah berchat ria dengan Rizieq pun digeledah polisi. Polisi menyita beberapa barang yang diklaim bukti adanya chat tersebut.

"Dari fakta yang ada pun, adanya TV yang sama dengan ada yang di gambar itu tak bisa dibantah. Ada meja yang sama itu juga tak bisa dibantah. Di TKP dia ada, ada semua," tegas Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriaawan beberapa waktu lalu.

Dia pun menegaskan tak butuh pengakuan untuk mengungkap kasus tersebut. Sebelumnya pihak Firza mengaku dipaksa oleh penyidik untuk mengakui chat tersebut.

Saat ditanya soal identiknya barang bukti yang dimiliki polisi dengan yang ada di foto, Iriawan menyatakan bahwa bukti tersebut identik. "Ya, identik. Rumahnya identik. Waktu penggeledahan di rumahnya itu disaksikan RW setempat."

Menurut Iriawan, tidak sulit untuk membuktikan keaslian chat tersebut. "Itu tidak sulit. Hampir sama dengan kasus Luna Maya-Ariel. Ada ahli-ahli yang menangani secara scientific investigation kita siapkan. Hingga nanti tidak bisa dibantah," jelasnya.

Kasus Rizieq-Firza pun disebut-sebut polisi sama dengan yang menimpa Ariel-Luna Maya. [rhm]



loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.