Terungkap, Dua Pengintai di Sekitar Rumah Novel Baswedan Ternyata...
Perusahaan pembiayaan atau leasing memakai jasa mereka untuk menemukan kendaraan yang kredit macet. ”Jadi, wajar mereka muter-muter,” jelasnya.
Bahkan, Keduanya juga sering membantu polisi dalam mengungkap tindak kejahatan pencurian motor (curanmor).
”Pas terekam oleh salah seorang tetangga Novel, Yono, keduanya sedang bertugas mencari pencuri motor di sekitar rumah Novel,” terang dia.
Selama membantu kepolisian, keduanya sudah menemukan lebih dari 20 kendaraan curian. Selama ini ada 27 laporan kehilangan kendaraan yang sudah disampaikan ke keduanya agar dibantu mencari. ”Mereka ikut membantu,” paparnya.
Kini, total saksi yang diperiksa yaitu 19 orang. Berbagai kritikan yang menilai polisi lamban menangani kasus tersebut bermunculan. Argo menanggapinya dengan santai.
”Polisi ini terus bekerja. Kami tidak berhenti menyidik sana dan sini. Lagi pula, untuk rekaman closed circuit television (CCTV, red) yang ada di depan rumah Pak Novel tidak terlihat juga siapa yang nyiram. Jadi kami masih kesulitan, nggak bisa asal nebak juga dong,” ujarnya.
Sementara Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, dalam kasus ini juga hanya ada satu CCTV yang dianalisa.
Artinya, memang barang bukti yang bisa menunjukkan identitas pelaku cukup minim. ”Belum lagi bicara kualitas gambarnya,” jelasnya.
Bahkan, Keduanya juga sering membantu polisi dalam mengungkap tindak kejahatan pencurian motor (curanmor).
”Pas terekam oleh salah seorang tetangga Novel, Yono, keduanya sedang bertugas mencari pencuri motor di sekitar rumah Novel,” terang dia.
Selama membantu kepolisian, keduanya sudah menemukan lebih dari 20 kendaraan curian. Selama ini ada 27 laporan kehilangan kendaraan yang sudah disampaikan ke keduanya agar dibantu mencari. ”Mereka ikut membantu,” paparnya.
Kini, total saksi yang diperiksa yaitu 19 orang. Berbagai kritikan yang menilai polisi lamban menangani kasus tersebut bermunculan. Argo menanggapinya dengan santai.
”Polisi ini terus bekerja. Kami tidak berhenti menyidik sana dan sini. Lagi pula, untuk rekaman closed circuit television (CCTV, red) yang ada di depan rumah Pak Novel tidak terlihat juga siapa yang nyiram. Jadi kami masih kesulitan, nggak bisa asal nebak juga dong,” ujarnya.
Sementara Kadivhumas Mabes Polri Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, dalam kasus ini juga hanya ada satu CCTV yang dianalisa.
Artinya, memang barang bukti yang bisa menunjukkan identitas pelaku cukup minim. ”Belum lagi bicara kualitas gambarnya,” jelasnya.
loading...
Kejadian tersebut berlangsung saat subuh, kondisinya membuat kualitas gambar menjadi tidak maksimal. ”Tentunya, Polri terus berupaya untuk mengungkapkan,” terang mantan Kapolda Banten tersebut.
Selain itu, belajar dari kasus Novel yang cukup pelik, menunjukkan begitu pentingnya dalam CCTV untuk mengungkap sebuah kejahatan.
Kepolisian sebenarnya sudah mendorong CCTV perkotaan diperbanyak. Namun, sepertinya hingga saat ini belum maksimal. ”Padahal, diperlukan CCTV di setiap sudut kota,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengajak masyarakat sipil turut mengawal penanganan kasus Novel di kepolisian.
Hal itu sebagai salah satu upaya mempercepat penyelesaian penanganan perkara yang sudah berjalan lebih dari 10 hari tersebut. ”Apakah prosesnya ini untuk menemukan (pelaku penyiraman)?,” ujarnya, kemarin (22/4).
KPK siap berkoordinasi dengan kepolisian bila dibutuhkan informasi terkait percepatan penanganan perkara yang tidak berprikemanusiaan tersebut.
Komisi antirasuah juga mendukung pembentukan tim pencari fakta sepanjang itu dapat mengungkap siapa pelaku dan mengungkap aktor intelektual penyiraman itu. ”Ini jadi PR penting untuk menuntaskan perkara ini,” imbuhnya. (sam/idr/tyo)
Selain itu, belajar dari kasus Novel yang cukup pelik, menunjukkan begitu pentingnya dalam CCTV untuk mengungkap sebuah kejahatan.
Kepolisian sebenarnya sudah mendorong CCTV perkotaan diperbanyak. Namun, sepertinya hingga saat ini belum maksimal. ”Padahal, diperlukan CCTV di setiap sudut kota,” jelasnya.
Sementara itu, Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengajak masyarakat sipil turut mengawal penanganan kasus Novel di kepolisian.
Hal itu sebagai salah satu upaya mempercepat penyelesaian penanganan perkara yang sudah berjalan lebih dari 10 hari tersebut. ”Apakah prosesnya ini untuk menemukan (pelaku penyiraman)?,” ujarnya, kemarin (22/4).
KPK siap berkoordinasi dengan kepolisian bila dibutuhkan informasi terkait percepatan penanganan perkara yang tidak berprikemanusiaan tersebut.
Komisi antirasuah juga mendukung pembentukan tim pencari fakta sepanjang itu dapat mengungkap siapa pelaku dan mengungkap aktor intelektual penyiraman itu. ”Ini jadi PR penting untuk menuntaskan perkara ini,” imbuhnya. (sam/idr/tyo)
loading...
Tidak ada komentar: