Tamparan Buat Kaum Bumi Datar, Polisi Tak Izinkan Acara Peresmian FPI Kota Semarang
loading...
FPI seperti harus bersiap-siap menggali lubang kuburnya. Gelagatnya, cepat atau lambat FPI akan bubar. FPI sudah tidak mendapat panggung lagi dengan mengadakan aksi-aksi demo. Dibeberapa tempat, keberadaan FPI juga tidak disukai. Masyarakat Indonesia sudah cukup muak dengan aksi-aksi yang dilakukan FPI.
Beberapa kota juga terang-terangan menolak masuknya FPI di kota tersebut. Sebelumnya, ceramah Rizieq Syihab di Surabaya juga ditolak warga dengan alasan tidak ada izin. Bahkan pihak takmir masjid tempat pengajian berlangsung mengatakan tidak terlibat dengan pengajian tersebut. FPI mulai banyak mendapat kecaman masyarakat. Info terbaru, FPI juga ditolak di semarang.
Polrestabes Semarang tidak memberi izin rencana kegiatan pembentukan Front Pembela Islam Kota Semarang. Acara itu rencananya akan digelar pada 13 April 2017 di rumah salah seorang pengurus FPI Jawa Tengah di Semarang. “Tidak ada izin,” kata Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Polisi Abiyoso Seno Aji, Rabu (12/4).
Abiyoso tidak menjelaskan apakah ada tindakan tegas atau tidak dari kepolisian jika kegiatan itu tetap dilaksanakan. Mengingat, adanya penolakan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan. Ia justru menyebut jika kegiatan itu tetap digelar maka biar saja ormas yang akan membubarkannya.
Ketua Advokasi Hukum FPI Jawa Tengah Zainal Abidin membenarkan rencana kegiatan pembentukan FPI Kota Semarang yang akan digelar di rumahnya itu. “FPI menargetkan pembentukan di seluruh kabupaten/ kota. Kota Semarang ini termasuk telat, maka harus segera dibentuk untuk menyeleksi orang-orang yang benar-benar memilik integritas secara moral maupun agama,” katanya.
Zainal mengaku bercita-cita untuk membawa FPI yang humanis, taat hukum dan tidak anarkistis. Berkaitan dengan penolakan sejumlah ormas atas pembentukan FPI Kota Semarang, ia justru mempertanyakan alasan penolakan.
“Apa alasan penolakannya, pembentukan ormas dijamin undang-undang,” katanya.
Ia menyebut Undang-undang Nomor 17 tahun 2013 tentang Ormas menjadi pijakan bagi warga negara untuk membentuk ormas. Acara pembentukan FPI Kota Semarang, lanjut dia, tidak digelar secara besar-besaran. “Paling hanya 20 orang saja, termasuk Ketua FPI Jawa Tengah dan pengurusnya,” katanya
Saya pikir gejala-gejala penolakan FPI hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Aksi-aksi yang dilakukan FPI memang cenderung meresahkan masyarakat. FPI juga cenderung memusuhi dan mengintimidasi non-muslim sehingga mengancam kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.
FPI juga terlalu merasa eksklusif dibanding ormas lain. Mereka menganggap anggota-anggota FPI adalah mujahid pembela agama. Meskipun konon amaliyah anggota FPI sama seperti warga NU, namun mereka tidak pernah klop dengan Banser. Tidak sedikit hinaan dan cacian dilayangkan ke Banser oleh anggota FPI.
Ibaratnya, dimana pun, FPI layaknya preman yang merasa paling hebat dan suka mencari musuh dan kerusuhan. FPI merasa paling hebat bahkan dibanding pemerintah dan aparat kepolisian. Tidak heran, mereka berani berdemo dan melawan aparat kepolisian meskipun sebenarnya memiliki kekuatan yang tidak seberapa. FPI hanya bermodal gertakan yang seolah-olah menakutkan.
Jika didata, anggota FPI jumlahnya tidak seberapa dibanding warga NU. Namun sayangnya mereka tidak mampu mengukur kemampuan sendiri. Mereka terlalu belagu bahkan bisa dikatakan nekat.
Polisi sebenarnya kasihan kepada FPI sehingga tak terlalu serius menghadapinya. Jika polisi mau, saya yakin bukan hal yang sulit untuk menyelesaikan FPI. Polisi tahu seberapa besar kekuatan FPI. Sehingga tak perlu mengerahkan semua kekuatan untuk menghadapi FPI namun cukup dengan membatasi gerak mereka. Salah satunya adalah mempersulit izin terhadap aksi-aksi yang mereka lakukan.
Seharusnya FPI sadar dengan kondisi saat ini. masyarakat Indonesia lebih banyak yang tidak suka kepada FPI dibanding yang respek. Jika masih ingin eksis di Indonesia, hendaknya intropeksi diri dan memperbaiki sikap. Hilangkan sikap seperti preman yang sukanya mencari musuh dan keributan. Mari dukung pemerintah untuk membangun negeri ini. Hargai dan hormati seluruh warga Indonesia meskipun berbeda etnis dan agama.
Jika sudah seperti itu, saya yakin FPI akan dicintai masyarakat dan bisa tetap eksis di Indonesia seperti halnya NU dan Muhammadiyah. FPI menjadi bagian dari Indonesia yang ikut memajukan negeri tercinta ini. Mudah-mudahan FPI benar-bena bisa memperbaiki sikap. Amin..
Sumber
loading...
Tidak ada komentar: