Ki Enthus Wayangan demi Ahok-Djarot

loading...

JPNN.COM  Ki Enthus diutus oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk menyukseskan duet Basuki-Djarot dalam pilkada DKI putaran kedua.Karenanya lakon berjudul Dewa Ruci sengaja dipilih untuk pergelaran wayang itu. 

DPP PDI Perjuangan menggelar pertunjukan wayang dalam rangka memenangkan duet Basuki T Purnama-Djarot S Hidayat pada pilkada DKI. Pertunjukan wayang yang digelar di pelataran kantor DPP PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan, , Sabtu (8/4) malam itu menampilkan dalang kondang Ki Enthus Susmono dengan lakon Dewa Ruci.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto dan Sukmawati Soekarnoputri juga hadir pada pergelaran wayang itu. Menurut Hasto, wayangan itu sebagai upaya PDIP untuk menjadi rumah kebangsaan bagi Indonesia Raya.

"Dengan prinsip kebangsaan inilah Indonesia dibangun untuk semua warga negara tanpa menbedakan status sosial, jenis kelamin, suku, ras, agama. Makanya PDI-P tidak pernah membedakan-bedakan sesama masyarakat Indonesia," kata Hasto saat menyampaikan kata sambutan.

Politikus asal Yogyakarta itu menambahkan, wayang bisa mempersatukan. Bahkan, katanya, dari wayang pula bisa belajar masuknya Islam ke Nusantara.

“Sunan Kalijaga memakai wayang sebagai sarana menyebarkan agama Islam. Ada dimensi ketuhanan dan memperhatikan dimensi sosial. Melalui wayang kita melihat tatanan kehidupan melawan keangkaramurkaan dilakukan," tegas Hasto.

Sedangkan Sukmawati mengajak semua pihak ikut melestarikan wayang sebagai kekayaan budaya asli Indonesia. Menurutnya, PDIP yang menahbiskan diri sebagai rumah kebangsaan bagi Indonesia Raya harus memiliki kader yang menjaga dan meneruskan kekayaan seni budaya asli Indonesia itu. “Ilmu wayang yang tak mudah harus kita teruskan selama-lamanya,” katanya.

Putri Proklamator Ri Soekarno itu juga menyatakan, tidak boleh ada pihak yang melarang pertunjukan wayang. “Karena ini peninggalan bumi pertiwi Indonesia,” tegasnya.

Sedangkan Ki Enthus sebelum memulai pertunjukan mengatakan, dalam Islam tidak ada larangan tentang wayang. Bahkan, katanya, wayang justru meenjadi sarana dakwah.

"Para ulama dan kiai NU menegaskan bahwa wayang adalah sarana dakwah Islam," ujarnya.

Kisah itu menggambarkan perjuangan Bima mencari air kehidupan. Menurut Ki Enthus, kisah itu mirip dengan upaya duet Ahok-Djarot membenahi DKI Jakarta yang penuh dengan tantangan dan rintangan. Namun, Bima dan juga oleh Ki Enthus digambarkan dalam sosok Basuki-Djarot tetap pantang menyerah.

Dalang yang juga bupati Tegal itu menegaskan, pemilih di DKI mestinya bisa membedakan pasangan calon yang sudah memberi bukti, dengan duet yang sebatas mengumbar janji.

"Kalau calon yang lain masih kosong dan kalau kotak kosong masih banyak bunyinya, banyak omong padahal belum ada isinya. Tapi beda pilihan jangan merusak persatuan," tegas Ki Enthus.(ara/jpnn)





Sumber
loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.