[ VIDEO ] Deddy Corbuzier Dengan Telak Menyindir Anies, “Kenyataan Kadang Menyakitkan”

loading...





Sebuah fenomena yang tak biasa telah terjadi di Jakarta. Ya, Pilgub Jakarta telah membuat situasi menjadi sebuah anomali. Lihat saja di Balai Kota Jakarta saat ini dipenuhi oleh karangan bunga untuk Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Kenapa mereka yang menerima karangan bunga dan bukan Anies-Sandi? Bukankah Ahok-Djarot kalah dalam Pilgub Jakarta? Seharusnya yang menerima karangan bunga itu Anies-Sandi yang menjadi pemenang Pilgub Jakarta dan bukan Ahok-Djarot. Tapi kenyataannya adalah bahwa saat ini Balai Kota Jakarta dipenuhi ribuan karangan bunga ucapan terima kasih kepada Ahok-Djarot yang telah membuat Jakarta lebih baik.

Melihat fenomena yang ganjil ini, bagaimanakah perasaan Anies-Sandi sebagai pemenang Pilgub Jakarta, yang meskipun mendapatkan karangan bunga ucapan selamat tetapi tidak dapat dibandingkan dengan karangan bunga yang diterima oleh Ahok-Djarot. Tentu gundah, sedih dan mungkin sambil mengumpat. “Aku yang menangkan kok malah yang kalah dapat karangan bunga, opo iki?” Seakan tidak percaya bahwa kemenangan mereka tidak dianggap oleh warga Jakarta. Bahkan warga Jakarta ramai-ramai mengunjungi Balai Kota hanya sekedar ingin berfoto dengan Ahok. Dan Anies-Sandi? Bahkan mengunjungi untuk mengucapkan selamat saja tidak ada yang mau, apalagi berfoto ria.

Ngenes memang pasangan Anies-sandi ini, walau pun menang warga Jakarta tetap cuek. Seakan-akan mereka bukan pemenang yang sebenarnya. Pantasan mimik wajah Anies setelah terpilih menjadi Gubernur selalu kelihatan kecut. Lha bagaimana tidak kecut jika kemenangan mereka tidak dianggap oleh warga Jakarta. Apalagi ketika Anies tahu bahwa Pemprov selama kepemimpinan Ahok menggunakan sistem e-Budgeting yang tidak mungkin bisa dikutak-katik semau hati. Ya, tambah kecutlah muka Anies. Kenyataan yang tidak diharapkan oleh Anies.

Selebriti Deddy Corbuzier, pemandu acara Hitam-Putih disalah satu stasiun TV bersama dengan Chika Jessica tidak mau ketinggalan dengan fenomena yang ganjil ini. Mereka membuat sebuah video yang berjudul “The Winner – My Boss and Me” yang menceritakan Deddy Corbuzier seakan-akan memenangkan sebuah pertandingan, tetapi justru pihak yang kalah yang mendapatkan karangan bunga dan bukan dirinya. Berikut adalah cuplikan dari video tersebut.


Chika : “Lho kok gak ada pak boss?” sambil menengok ke dalam sebuah ruangan kerja. Kemudian melihat kedatangan Deddy, “Eh, itu pak boss.”

Chika : “Ngapain ya kok celingak-celinguk… celingak-celinguk”

Chika : “Pak, pak boss. Lagi apa?”

Deddy : “Saya lagi bingung, Saya khan menang pertandingan kemarin, tapi kenapa gak ada yang kasih selamat, gak ada yang kasih karangan bunga sama sekali?” (dengan penuh emosi).

Chika : “Oh… ada pak, karangan bunga….”

Deddy: “Mana…. mana?”

Chika: “Banyak banget……” sambil merentangkan tangannya membuat bulatan besar.

“Gak dikasih ke sini pak,..”

Deddy: “Kasih ke siapa?” penuh keheranan.

Chika: “Kasih ke lawan Bapak yang kalah….”

Deddy melongo keheranan.

Chika: “Soalnya mungkin mereka tidak peduli… meski pun Bapak menang…” sambil ketawa.

Tinggallah Deddy Corbuzier penuh dengan kegeraman.

Dan Deddy Corbuzier meninggalkan sebuah kalimat yang nyelekit diakhir videonya, “Kenyataan kadang menyakitkan“.


Ketika melihat video ini, saya senyum-senyum sendiri, karena saya merasakan begitu telaknya Deddy Corbuzier menyindir Anies Baswedan. Seperti yang digambarkan didalam video tersebut, begitulah kenyataan Anies saat ini. Ucapan selamat hanya dari segelintir orang saja, dan karangan bunga ucapan selamat pun bisa dihitung dengan jari. Lain halnya dengan Ahok-Djarot sebagai pihak yang kalah, mereka bahkan mendapatkan ribuan karangan bunga. Mungkin fenomena yang ganjil ini menjadi ilham untuk Deddy Corbuzier membuat video parodi tentang Anies yang menang Pilkada Jakarta.

Memang kenyataan kadang lebih menyakitkan seperti yang ditulis Deddy Corbuzier diakhir videonya. Mungkin bisa dikatakan kenyataan yang sangat kejam. Bagaimana tidak, seharusnya yang menang yang mendapatkan karangan bunga, kenapa ini malah sebaliknya? Bukankah ini sangat kejam. Sungguh terlalu…. begitu kata bang Rhoma Irama.

Tapi saya sarankan Anies dapat memprovokasi pendukungnya untuk memberikan karangan bunga ucapan selamat ketika Anies-Sandi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada bulan Oktober nanti. Kalau bisa sih karangan bunganya melebihi yang diterima Ahok-Djarot saat ini. Kalau kurang dari itu, saya malah kasihan melihatnya, karena justru nanti akan dibully oleh netizen. Kita tunggu saja, apakah pendukung Anies-Sandi akan memberikan karangan bunga mereka melebihi karangan bunga yang diberikan oleh pendukung Ahok-Djarot.


Salam kura-kura.



Sumber
loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.