Polisi Sita Uang Dari Koordinator Aksi 313, Donatur Demo Deg-Degan
loading...
Saat aksi demo tiga angka sebelum aksi 313, terjadi juga aksi penangkapan pelaku makar. Tapi saat itu tidak jelas siapa donatur demo tersebut, mengingat demo yang besar pasti memerlukan dana yang besar pula. Sang donatur lolos dari incaran polisi.
Nah, pada aksi 313 kali ini, polisi sudah menyita uang sebesar 18,8 juta dari tangan Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al-Khaththath, koordinator aksi 313.
“Dari tangan yang bersangkutan kami sita uang dengan total Rp 18.870.000,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono
Uang ini nilainya kecil bila dibandingkan dengan dana total yang diperlukan untuk mengadakan demo 313. Tapi, kalau untuk seorang diri, uang ini nilainya besar. Bayangkan, pekerjaan apa yang bisa menghasilkan 18 juta dalam sehari? Peserta demo dapat nasi bungkus, eh koordinatornya dapat 18 juta.
Uang ini memang belum jelas untuk siapa dan dari siapa. Masih ada kemungkinan bahwa uang ini akan dibagi-bagi kepada orang lain. Pertanyaan yang terpenting adalah uang ini dari siapa. Ingat, Al-Khaththath ditangkap dengan kasus dugaan pemufakatan makar.
Donatur demo mungkin terlibat ataupun tidak terlibat. Yang penting adalah identitas donaturnya diketahui, lalu diperiksa polisi untuk memberikan keterangan. Identitas donatur juga perlu diketahui publik, mengingat demo 313 ini juga menyusahkan publik Jakarta. Siapa yang mau macet demi demo?
Demo 313 ini agendanya tetap sama, ingin Ahok diturunkan karena sudah menjadi tersangka. Semuanya dibalut dengan kemasan agama supaya terkesan religi. Banyak orang memakai peci putih, padahal penampilan tidak berbanding lurus dengan moral. Lihat saja koruptor, mana ada kelihatan jahat, semuanya senyam senyum didepan kamera.
Mungkin disini pertama kalinya tindakan SARA dilakukan didepan publik secara terbuka. Mengajak warga untuk tidak memilih pemimpin non-muslim adalah SARA apapun alasannya. Menjegal Ahok dengan alasan agama sungguh tidak masuk akal. Ahok bukan ingin menjadi imam masjid, tapi menjadi Gubernur. Gubernur tidak dipermasalahkan agamanya.
Kaum bumi datar dengan entengnya mengatakan bila yang muslim bisa saja korup apalagi yang non-muslim. Ini logika yang tidak ada dasarnya, bagaimana jika ada orang yang mengatakan sebaliknya? Bukankah jadi berantem? Tidak ada dasar moral orang beragama X lebih baik dari agama Y. Orang beragama X pasti merasa agamanya lebih baik, begitu juga sebaliknya. Tapi jangan sampai digunakan untuk merendahkan yang bukan agamanya.
Kembali ke donatur demo, sekarang pasti mereka sedang deg-degan. Mereka berharap agar Al-Khaththath tidak akan memberitahu nama mereka kepada polisi. Kalau mereka dipanggil pasti jadi perkara. Mereka sudah membantu demo dimana koordinatornya menjadi pelaku dugaan makar. Bersalah ataupun tidak bersalah pasti reputasinya kena.
Polisi juga pasti bisa mengusut tuntas kasus makar ini. Mereka saja bisa tahu kalau orang-orang ini mau menduduki DPR/MPR. Bisa tahunya darimana? Apa polisi memiliki jaringan hacker canggih yang bisa tahu chat mereka? Atau polisi punya orang dalam yang membocorkan informasi? Bagaimanapun caranya salut kepada polisi yang bisa tahu
Polisi perlu memberikan informasi tentang donatur demo juga bila diketahui. Karena sanksi moral biasanya lebih sadis dibanding sanksi hukum. Supaya ada efek jera bagi donatur untuk tidak lagi mengeluarkan dana untuk demo-demo seperti ini. Demo 313 ini sungguh tidak masuk akal, ingin Ahok diturunkan dari posisi Gubernur tanpa alasan hukum yang kuat.
Yang kita harapkan tentu saja tidak ada lagi aksi-aksi seperti ini. Aksi 313 gunanya untuk apa? Selain asal bukan Ahok, tidak ada lagi tujuan yang lain. Malahan pesertanya ada dari luar Jakarta, padahal ini merupakan masalah Jakarta. Sepertinya mereka masih terlalu percaya bisa menang, toh hasil demo kemarin Ahok bisa menjadi tersangka.
Tentu saja kita sangat berharap kepada kepolisian, kita ingin tahu siapakah donatur aksi demo ini. Sudah berkali-kali aksi tiga angka tapi donaturnya belum jelas. Bahkan ini sudah ada tindakan makarnya. Semoga saja identitas donatur bisa terungkap, minimal agar publik tahu siapa yang selama ini mendalangi demo.
Sumber
loading...
Tidak ada komentar: