Sungguh Berani, Rizieq Beri Pilihan Pada Pemerintah: Rekonsiliasi Atau Revolusi
loading...
Sebuah keberanian yang sungguh luar biasa jika mampu menantang pemerintah, apalagi jika ada ultimatum untuk revolusi. Benar-benar salut untuk Rizieq. Di satu sisi keberaniannya diragukan karena kabur ke luar negeri, tidak berani pulang untuk menghadapi kasus yang sedang menimpanya. Tapi di sisi lain, keberaniannya patut diacungi jempol karena berani mengungkit tentang revolusi atau berani mengultimatum pemerintah. Super sekali.
Rizieq hingga kini masih belum berani pulang ke Indonesia, dengan alasan kasusnya dikriminalisasi. Rizieq juga sempat mengapresiasi Yusril Ihza Mahendra yang dianggapnya telah memberikan kontribusi besar, yaitu mengusulkan rekonsiliasi antara ulama dan pemerintah atas masalah hukum yang sekarang menimpa Rizieq dan sejumlah tokoh.
“Ini satu usulan yang brilian karena pada dasarnya GNPF MUI jauh dari sebelum digelarnya aksi bela Islam 1, 2, 3, dan seterusnya itu telah mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk kita duduk dialog, untuk kita musyawarah terhadap berbagai macam persoalan bangsa,” kata Rizieq dalam rekaman.
“Tapi, semua permohonan tersebut selalu ditolak, selalu diabaikan, entah apa sebabnya. tapi yang jelas, para habib dan ulama di GNPF MUI tidak pernah bosan terus menerus menyerukan dialog dan musyawarah, untuk mewujudkan rekonsilisasi,” kata Rizieq.
“Akan tetapi kalau rekonsiliasi itu gagal. kalau rekonsiliasi itu tetap ditolak oleh pihak seberang sana, sementara para ulama terus menerus dikriminalisasi, para aktivis terus menerus diberangus yaitu kebebasannya, diberangus HAM-nya, dan rakyat jelata terus menerus dipersulit, dan Islam juga terus menerus dimarjinalkan, maka tak ada kata lain yang harus kita lakukan, kecuali lawan,” kata Rizieq.
“Jadi sekarang pilihannya ada di hadapan pemerintah. Rekonsiliasi atau revolusi. Itu saja yang bisa saya sampaikan dari Tanah Suci, semoga anda semua selalu dilindungi, diberkahi oleh Allah SWT, sampai jumpa di Tanah Air. Selamat berbuka puasa. Wasalam….” kata Rizieq.
Ulama mana yang dimaksud Rizieq dikriminalisasi pemerintah? Yang saya tahu tidak semua ulama. Dan satu hal penting, ini bukan masalah kriminalisasi, tapi mengusut kasus yang kebetulan menimpa ulama.
Aktivis mana yang diberangus kebebasan dan HAM? Tolong deh jangan bicara HAM, itu pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu yang memakan korban kenapa tidak dikomentari? Begal dan rampok sadis yang memakan korban jiwa yang marak akhir-akhir ini kenapa tidak dikomentari? Itu masalah HAM yang jauh lebih parah. Jadi aktivis mana yang dimaksud? Apakah semua aktivis?
Rakyat jelata terus dipersulit? Apakah sudah bertanya kepada semua rakyat? Atau jangan-jangan hanya rakyat tertentu lalu dianggap semua rakyat jelata. Ini lagi-lagi generalisasi yang konyol. Saya pernah bahas di artikel saya yang sebelumnya. Silakan baca di link bawah.
Ucapan Rizieq seolah mewakili semua ulama, semua rakyat jelata, dan umat Islam. Yah, biarlah, itu hak beliau. Mungkin bisa jadi, dia bisa dan berani mengatakan itu karena sedang berada di luar Indonesia. Mungkin respek akan berkali lipat jika Rizieq berani mengatakan ini (memberi pilihan rekonsiliasi atau revolusi) di Indonesia. Tapi misalkan Rizieq masih di Indonesia, mungkin takkan seberani sekarang, karena kasusnya saja dihadapi dengan cara kabur ke luar negeri. Dan saat itu kita ingat banyak versi alasan mengapa pergi ke Arab Saudi, mulai dari rumah di-sniper, umroh atas undangan Raja Salman, melanjutkan studi di Malaysia, minta bantuan PBB, hingga rumor pesawat jet pribadi dipinjamkan konglomerat asal Arab Saudi kepada Rizieq. Ujung-ujungnya persis seperti yang ditebak banyak orang, yaitu karena ingin menghindar dari kasus yang menimpanya.
Justru kalau ingin revolusi, saya penasaran mau pakai apa? Memangnya seberapa kekuatannya hingga yakin bisa melawan pemerintah dengan cara revolusi? Melihat dirinya yang sering lantang dalam berbicara tapi setelah melihat dia pergi keluar negeri untuk menghindari kasusnya, sepertinya ucapannya itu tidak lebih dari gertakan semata. Tapi mari kita anggap serius saja.
Apakah pemerintah gentar dengan satu orang ini? Pilihan yang diberikan Rizieq sebenarnya mirip sebuah tantangan untuk menguji seberapa tegas pemerintah dalam menghadapi Rizieq. Tantangan ini sekaligus membuat publik melihat bagaimana wibawa pemerintah dalam hal ini. Rizieq yang terkenal memiliki banyak kontroversi kali ini menciptakan kontroversi lainnya dengan mengultimatum pemerintah sesuai kehendak hatinya. Mungkin sudah saatnya pemerintah menunjukkan wibawa dan ketegasannya. Mari kita lihat apa yang akan terjadi pada episode selanjutnya.
Bagaimana menurut Anda?
loading...
Tidak ada komentar: