Hary Tanoe Disebut Tersangka, MNC Media Panik, Judul Berita Pun Ngaco-ngaco
loading...
Somplak boleh, tapi koplak ya janganlah. Lho apa bedanya? Ya sudah tidak usah dipikirin sampai mumet segala, mari kita lanjut aja membahas kelakuan politisi karbitan satu ini. Gayanya itu sudah kayak pejabat negara yang punya pengaruh kuat di negara ini, pake acara SMS mengancam Jaksa segala. Hebat nian.
Skakmat yang paling makjleb dan menusuk yaitu kena sikat dari Ruhut Sitompul sampai termehek-mehek.
Yang menarik sekaligus memprihatinkan, nafsunya itu lho yang bikin jijay pake bingits. Nafsu amat ingin jadi Presiden RI. Emangnya laku? Emangnya ada yang mau pilih? Kalau karyawan MNC yang takut dipecat, mungkin iya. Mungkin dari sekian ratus karyawannya, hanya segelintir aja yang milih dia, yang lainnya ogah. Apalagi seluruh rakyat Indonesia, tambah ogah banget.
Teman saya pernah bilang, sebenarnya gampang sih kalau Hary Tanoe mau jadi Presiden, operasi dulu matanya itu lalu jadi mualaf dan naik Haji ke tanah suci. Setelah itu ganti namanya menjadi Haji M. Haryadi Tanuri. Saya langsung nyamber, hush jangan kenceng-kenceng nanti lu diancam pake SMS, bisa nyahok lu.
Selain kena ancam pake SMS, lu juga nanti diancam dan ditakut-takuti di media sosial oleh gerombolan akun siluman yang dikerahkannya dari gedung MNC. Teman saya hanya melongo.
Ya iyalah, jangankan kita-kita yang hanya warga negara biasa, lha wong sekelas Jaksa aja berani dia intervensi, pake SMS gelap lagi. Dulu pertama kali kasus itu meledak ke permukaan, tidak mau mengaku, eh lama-lama akhirnya mengaku juga kalau dia yang SMS. Orang tidak labil begini gimana bisa mimpin negara ini?
Akibat prilakunya yang koplak itu sekarang dia kena batunya, dipanggil Polisi untuk dimintai keterangan. Dengan mengirim SMS ke Jaksa yang sedang bertugas, itu namanya intervensi dan percobaan pengancaman secara halus.
Jadi percuma mau ngeles tingkat dewa dengan cara apapun, mau bilang kata-kata dalam SMS itu kata-kata bersayaplah, jamaklah, tunggal lah, whateverlah, tetap aja bersalah. Apalagi SMS gelap itu dilaporkan ke Polisi, sama Jaksa lagi. Amsiong kan jadinya?
Dan yang konyol dan bikin geli, semua media dibawah naungan MNC Group milik Hary Tanoe kini panik dan kalang kabut. Saya tahu para pembaca yang budiman pasti ogah baca berita-berita di medianya Hary Tanoe, seperti Okezone, Sindonews, dan lain sebagainya itu, tapi coba deh sekali-kali nengok judul-judul berita di media-media miliknya.
Tapi jangan ngakak sampai salto jumpalitan ya, mulai dari judul sampai isi berita diseluruh medianya sudah kayak orang kalap yang kesurupan membabi-buta. Kelihatan banget segala sumber daya dikerahkan sekuat tenaga untuk membela junjungan mereka Hary Tanoe itu.
Ini pelajaran bagi semua konglomerat yang cari makan di negeri ini, jangan karena punya duit bejibun, lalu bertindak semau-maunya dan semena-mena seenak udel, seolah-olah sudah punya kekuasaan ngatur-ngatur negara ini, seolah-olah kebal hukum, seolah-olah tidak ada yang berani.
Mbok ya instropeksi, tidak semua aparatur negara bisa dibeli dengan uang, tidak semua aparat negara mau terima upeti dengan dalih gaji bulanan. Kalau mau cari nama, jangan pakai cara-cara yang licik dan super bulus. Itu aja clue-nya.
Orang swasta aja tapi sok berpengaruh. Baru punya partai gurem aja sudah bikin diri sok hebat, sok-sokkan ikut dalam pusaran arus oposisi segala untuk menjatuhkan wibawa pemerintah yang sah dengan cara-cara yang halus dan terselubung. Ngaca dong, boss.
Hormati juga aparat negara yang sedang bertugas, jangan diintervensi dengan cara-cara politik kalau masih bau kencur di dunia politik. Diperalat orang dan ambisi pribadi itu yang menghancurkan hidup seseorang. Jika tidak merasa bersalah, sampaikan itu di Pengadilan nanti dengan fakta dan bukti yang sahih. Kalau tidak bersalah, ya bebas keluar dari pengadilan dengan senyum sumringah.
Kalau bersalah, ya sudah lupakan semua kemewahan dan keglamouran hidup yang dinikmati selama ini dengan mendekam dibalik jeruji besi dan dinginnya lantai penjara. Sekaligus untuk merenungi diri dari balik penjara, sudah pantaskah saya terjun ke politik?
Lho emangnya Hary Tanoe sudah tersangka? Jangan tanya saya, tanya saja kepada pasir yang berbisik dan rumput yang bergoyang, karena segala sesuatu ada masanya, segala sesuatu akan tiba saatnya.
Intinya, barang siapa menabur angin, maka ia akan menuai badai. Dan barang siapa menabur badai, maka akan menuai bencana. Hukum karma tak pernah ingkar janji, Gusti Allah Ora Sare. Sudah itu saja.
Kura-kura begitu.
Sumber
loading...
Tidak ada komentar: