Mentang-Mentang Menang Pilkada, Anies Meminta Djarot Menuntaskan Janji Jokowi-Ahok
loading...
Anies memang sedang berada si puncak kebanggaan. Bagaimana tidak, seorang mantan menteri pendidikan yang dipecat berhasil mengalahkan sang petahana yang telah memiliki segudang prestasi. Hal ini menjadi rekor tersendiri. Anies telah menyiapkan berbagai hal untuk menyongsong bulan oktober mendatang ketika dirinya akan dilantik. Anies telah membentuk im sinkronisasi dan berupaya agar programnya bisa masuk ke APBD tahun 2018.
Kali ini setelah Ahok dipenjara, Djarot harus bekerja sendirian, Anies kembali menunjukkan sikap yang angkuh. Anies mengucapkan selamat atas pelantikan Djarot Saiful Hidayat sebagai gubernur definitif menggantikan Ahok. Dia berharap Djarot mampu menyelesaikan janji Jokowi-Ahok saat kontestasi Pilkada DKI 2012.
“Kalau sekarang kita harapkan Pak Djarot menunaikan dulu tugasnya hingga tuntas, semua PR yang dijanjikan di 2012 supaya selesai sebelum Oktober (2017),” katanya di Jakarta Pusat, Kamis (15/6).
Menurut Anies, Djarot adalah bagian dari Pemprov DKI 2012-2017. Meski saat itu pemenangnya adalah Jokowi-Ahok, Djarot dinilai turut bertanggung jawab menuntaskan janji-janji yang diucapkan saat kampanye dulu. Sebab, kata dia, Djarot menjabat gubernur definitif saat ini merupakan satu periode pemerintahan Jokowi-Ahok.
“Ini kesempatan sebetulnya untuk mereview apa saja yang 2012 dijanjikan, dan enam bulan tersisa ini untuk menunaikan. Sekarang beliau mendapat mandat untuk meneruskan dan harapannya program-program yang dijanjikan bisa tuntas bulan-bulan ini,” ujarnya.
Sebelumnya, Djarot resmi menjabat gubernur DKI setelah dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Usai pelantikan, Djarot meminta program jangka panjang Pemprov DKI bisa dilanjutkan Anies-Sandi pada periode mendatang. Beberapa program itu di antaranya LRT, MRT, termasuk National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).
“Itu tanggul laut harus selesai,” kata Djarot.
NCICD merupakan proyek tanggul laut raksasa yang akan dibangun di utara Jakarta. Namun, proyek ini menuai polemik yang masuk dalam pembahasan pro dan kontra terkait reklamasi Teluk Jakarta.
Hal ini berkaitan dengan janji kampanye Anies-Sandi yang menolak reklamasi dalam kontestasi Pilkada DKI 2017. Namun, Anies enggan menanggapi permintaan Djarot tersebut.
“Sekarang kita ucapkan selamat ke Pak Djarot, saya belum bertugas, nanti Oktober baru bertugas, jadi nanti,” katanya.
Anies nampaknya sangat khawatir ketika dirinya nanti resmi menjadi gubernur, banyak program dan proyek yang masih mangkrak. Anies tak mau memimpin Jakarta dalam kondisi yang seperti itu. Anies ingin memimpin Jakarta di saat kondisi Jakarta telah maju. Anies khawatir jika citra dirinya memburuk jika ternyata tidak bisa melakukan gebrakan di Jakarta.
Saya pikir sikap seperti ini tidak layak dicontoh. Saya kira bukan perkara mudah bagi seorang presiden, gubernur, atau bupati untuk merealisasikan semua janji-janjinya. Terlebih, saat ini Djarot harus bekerja sendirian. Jika masih ada Ahok, saya yakin Ahok-DJarot mampu memaksimalkan janji-janji Jokowi Ahok. Namun kinerja Ahok-Djarot sudah sangat luar biasa. Bahwa ternyata masih ada satu dua janji yang belum terwujud saya kira itu sangat manusiawi.
Anies ingin enaknya saja. Dia tidak ingin proyek, program, dan kebijakan gubernur sebelumnya dikerjakan oleh dirinya. Padahal jika memang sudah mantap menjadi gubernur, harusnya dia mau menerima segala resiko. Lagipula, ada proyek jangka panjang yang memang tidak bisa selesai dalam satu periode kepemimpinan. Mudah-mudahan Anies menyadari hal itu.
Sikap Anies sangat berbeda jauh dengan sikap yang ditunjukkan Jokowi saat menjadi presiden. Dirinya tidak menuntut terhadap SBY. Jokowi bahkan rela mengurus banyaknya proyek mangkrak yang diwariskan oleh SBY. Jokowi tidak mengeluh. Jokowi menuntaskan proyek mangkrak tersebut satu persatu. Jokowi juga tidak pernah menyalahkan pemerintah SBY meskipun diwarisi hutang luar negeri yang jumlahnya semakin membengkak.
Jokowi tetap menjalankan pemerintahan dengan ikhlas. Jokowi menyadari bahwa ini adalah resiko dari jabatan yang dia pilih. Jika memang sudah mantap menjadi presiden, maka harus siap bekerja keras dan menanggung resiko. Tidak boleh menyalahkan pemerintah sebelumnya.
Jokowi berusaha keras untuk menstabilkan kondisi ekonomi negara. Salah satu ide untuk menstabilkan ekonomi adalah mencabut beberapa subsidi serta pemberian BLT kepada masyarakat. Jokowi ingin dana subsidi ditujukan untuk hal yang produktif, bukan konsumtif.
Gebrakan yang dilakukan Jokowi memang membuat masyarakat kaget karena selama ini begitu dimanjakan oleh pemerintahan SBY. Jokowi mengajak masyakarat untu memiliki mental tangguh dan etos kerja yang tinggi. Jokowi mengajarkan kepada masyarakat untuk tidak menjadi bangsa yang mandiri dan tidak tergantung kepada pihak lain. Namun perlahan, masyarakat mulai menyadari bahwa gebrakan Jokowi sangat bermanfaat untuk negeri. Terlebih, Jokowi sudah membuktikannya dengan beberapa prestasi hebat yang telah dicapai hanya dalam waktu kurang dari 3 tahun.
loading...
Tidak ada komentar: