HEBOH!!! Demi Abolisi, Yusril Menggertak dan Mengancam Pemerintah Serta Menyinggung Soal Hutang Negara

loading...



Ketika GNPF-MUI berkunjung ke Istana Negara serta mencoba memperbaiki hubungan dengan pemerintah, Yusril masih tetap kukuh melakukan upaya untuk membela Rizieq. Rizieq seperti punya jasa besar untuk Yusril sehingga membuat Yusril tak pernah lelah membela Rizieq. Sebelumnya, Yusril menawarkan diri menjadi mediator antara Rizieq dan pemerintah. Yusril meminta pemerintah untuk rekonsiliasi dan menutup kasus Rizieq. Namun, permintaan rekonsiliasi Yusril ditolak pemerintah.

Yusril tidak menyerah begitu saja. Yusril meminta pemerintah untuk menerbitkan abolisi. Abolisi adalah hak yang dimiliki seorang kepala negara untuk menghentikan pengusutan dan pemeriksaan suatu perkara. Yusril seperti tidak punya malu, upaya rekonsiliasi saja sudah ditolak Istana, namun meminta abolisi.

Untuk memuluskan jalannya, Yusril tidak segan-segan menggertak pemerintah. Yusril bahkan mengaitkannya dengan persoalan hutang negara.

Yusril Ihza Mahendra berharap pemerintah menerbitkan abolisi untuk menyelesaikan kasus-kasus hukum yang menyeret para ulama.

Menurut ketua umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) itu, Idulfitri merupakan momentum yang tepat untuk menyelesaikan berbagai persoalan.

Salah satu kasus yang dicontohkan Yusril adalah persoalan hukum yang menyeret Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.

Mantan menteri sekretaris negara itu menyatakan, pemerintah perlu berjiwa besar dalam mengatasi persoalan.

’’Jangan dilihat ini kepentingan Habib Rizieq pribadi. Ini kepentingan pemerintah juga. Pemerintah jangan merasa sangat kuat, enggak seperti itu,’’ ujarnya di Jakarta, Senin (26/6).

Mantan menteri hukum dan hak asasi manusia itu menawarkan penyelesaian lewat abolisi yang disusul dengan rekonsiliasi antara pemerintah dan sejumlah ulama serta aktivis.

Apalagi, sambung Yusril, pemerintah juga perlu berkonsentrasi. ’’Karena banyak permasalahan lain. Misalnya, untuk kegiatan pembangunan, itu hasil utang. Nah, masalah utang ini bisa jadi serius terkait undang-undang keuangan negara,’’ ucapnya.


Yusril menambahkan, ketika jumlah utang melampaui ambang batas, hal itu bisa menjadi persoalan yang sangat serius. Sebab, hal tersebut bisa dikategorikan pelanggaran aturan keuangan negara

Karena itu, Yusril mengingatkan pemerintah agar benar-benar memanfaatkan Idulfitri. Apalagi, kini suasana semakin kondusif setelah selama Ramadan tak ada demo menentang pemerintah.

’’Saat Ramadan, orang mengkritik pemerintah juga tidak terlalu tajam. Demo-demo sepi. Tapi, kalau pemerintah tidak hati-hati, bisa jadi sehabis Lebaran kondisi yang ada terbalik. Ekspansi dari pergerakan itu cepat sekali,’’ ujar Yusril.

Saya rasa, tindakan Yusril tidak etis untuk dilakukan. Pernyataan Yusril justru menjatuhkan wibawa negara sendiri. Apalagi, Yusril melontarkan pernyataan itu hanya untuk membela seorang Rizieq. Apa memang hal itu yang menjadi tujuan Yusril?

Pernyataan yang dilontarkan Yusril juga terlihat ambigu. Yusril meminta pemerintah untuk berkonsentrasi terkait urusan membangun negara. Jika memang hal ini yang diinginkan oleh Yusril, seharusnya dia tidak membuat repot pemerintah dengan meminta menerbitkan abolisi. Jika memang Yusril memang peduli dengan pemerintah, seharusnya Yusril membiarkan kasus Rizieq diproses secara semestinya. Pembelaan Yusril terhadap Rizieq justru menjadi duri yang menghambat kinerja pemerintahan.

Menyinggung hutang negara juga sangat tidak etis. Apa hubungannya kasus Rizieq yang sanngat remeh dengan hutang negara? Hutang negara memang tidak sedikit, namun sangat tidak etis ketika hal itu dihubungkan dengan kasus Rizieq. Pemerintah memang punya hutang, namun hal itu tetap membuat pemerintah akan teteap memproses kasus Rizieq.

Pernyataan-pernyataan Yusril jika disederhanakan seperti ini. Yusril sedang mengultimatum pemerintah bahwa pemerintah tidak usah belagu dan ngerasa hebat. Pemerintah punya persoalan yang seabrek, punya hutang yang banyak. Tidak usah merasa hebat sehingga dimintai rekonsiliasi dan abolisi saja masih jual mahal.

Yusril juga mengancam pemerintah bahwa jika pemerintah masih belagu tidak memberikan abolisi, maka siap-siap saja akan muncul aksi-aksi lagi yang lebih hebat setelah lebaran. Yusril bahkan terang-terangan mengakui bahwa faktor bulan ramadhan yang membuat tidak ada aksi demo. Jika ramadhan telah selesai, maka siap-siap akan ada lagi aksi demo yang lebih hebat.

Sayang sekali, sikap seorang tokoh nasional seperti Yusril. Idul Firi seharusnya digunakan untuk menebar kedamaian, justru mengancam pemerintah. Bulan ramadhan seolah hanya formalitas belaka dan tidak memberikan manfaat apapun. Jika di bulan ranadhan tidak ada demo, maka seyogyanya sehabis lebaran juga tidak ada demo lagi. Namun sayangnya Yusril mengancam akan ada demo yang lebih hebat lagi jika pemerintah tidak menerbitkan abolisi.


loading...

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.