AHY Ketemu Gibran: Beda Gaya Anak Jenderal Dan Anak Ndeso

loading...



Hari ini, Kamis (10/8/2017), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu Gibran Rakabuming Raka di Istana Negara, Jakpus. AHY tidak menjadi cebong dan tidak perlu ijin Pepo karena memang ini ternyata bukanlah pertemuan politik. AHY datang ingin meminta restu kepada Presiden Joko Widodo untuk peluncuran The Yudhoyono Institute.

Ketepatan di Istana juga lagi ada Gibran yang sepertinya ikut ke Istana karena malamnya juga akan datang dalam acara peluncuran The Yudhoyono Institute. Gibran memang diundang oleh AHY yang juga mengundang anak-anak Presiden lainnya, dari Sukarno hingga Jokowi.

Entah siapa saja yang akan datang, tetapi yang pasti sepertinya adalah Gibran yang sudah ada di Istana. Apakah Kaesang dan Kahiyang datang juga?? Belum ada kepastian tetapi pastinya juga diundang. AHY sepertinya ingin menjadikan acara peluncuran The Yudhoyono Institute heboh dengan hadirnya para anak Presiden.
Ada yang menarik dari pertemuan antara AHY dan Gibran. Pertemuan ini seperti sedang menunjukkan perbedaan mencolok antara Presiden SBY dan Presiden Jokowi yang tercermin dari tampilan anak sulung mereka. Kalau AHY cerminan SBY yang gayanya sangat elegan dan resmi, maka Gibran adalah cerminan Jokowi yang nyantai dan apa adanya.

Hal ini bisa dilihat dengan pakaian yang mereka gunakan. Saat bertemu, AHY mengenakan kemeja batik cokelat yang dipadankan dengan celana bahan. Sedangkan Gibran berpenampilan santai mengenakan hoodie biru muda yang dipadankan dengan celana jins biru tua. Memang gaya AHY ini sepertinya jadi kewajiban jika bertamu ke Istana, tetapi pastinya gaya AHY tidak jauh seperti ini dalam setiap acaranya

Mengapa begitu?? Karena AHY ini sangat jauh berbeda kehidupannya dengan Gibran. AHY bisa saya sebut adalah keturunan “bangsawan” karena punya kakek Jenderal dan Ayah Jenderal. AHY pasti hidup dalam lingkungan keluarga rapi dan sangat disiplin. Disiplin militer pastinya. Dan AHY juga semakin menjiwai disiplin kemiliteran tersebut dengan masuk militer.

Jadi, kalau gaya AHY sangat necis dan rapi serta elegan bak seorang bangsawan, maka wajar saja karena dia memang dibentuk dalam keluarga yang demikian. Mungkin, kalau isu itu benar, hanya Ibas yang tidak tampak seperti bangsawan karena kelakuan buruknya waktu kuliah di Australia.

Berbeda dengan Gibran. Gayanya ndeso dan bahkan terkesan nyeleneh. Gibran sepertinya menjadi sebuah simbol anti kemapanan dan kebiasaan yang seharusnya dicerminkan oleh keluarga Presiden. kalau Kaesang dan Kahiyang lebih mudah berbaur dan tampil eledan, maka Gibran akan tampil nyantai.

Itulah mengapa ketika menerima AHY, Gibran berpenampilan nyantai dengan alasan bahwa pertemuan tersebut adalah pertemuan santai. Padahal tinggal bilang saja memang gayanya seperti itu. Ngeles si Gibran ini hanya jadi sebuah pembelaan dan pembenaran dari gaya seorang ndeso.

Gaya Gibran ini tentu tidak jauh dari gaya Jokowi yang memang selalu tampil berbeda dan bahkan nyeleneh. Pernah tampil pakai jins dan sepatu kets, Jokowi juga pernah memakai sarung dalam acara-acara tertentu. Memang benar kata orang, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Itulah yang memang membedakan kedua anak Presiden ini yang memang terbentuk dari gaya bapaknya dan juga lingkungan keluarga. Syukurnya, gaya Gibran ini tidak perlu jadi sorotan dan keenegan publik karena memang publik sudah jengah dengan gaya-gaya sok elegan dan bangsawan para pejabat dan anak-anaknya yang malah membuat mereka jadi sombong dan angkuh.

Presiden jokowi dan keluarganya memang dipilih rakyat sebagai antitesis dan kekecewaan rakyat terhadap gaya-gaya pejabat yang jauh dari rakyat dan bahkan seperti sangat sulit disentuh oleh rakyat. Jokowi dan keluarga benar-benar menampilkan diri mereka apa adanya dan tetap tampil seperti diri mereka biasanya.

Saya yakin, kalau nantinya mereka ini bertarung dalam Pilpres (AMIN), maka saya memprediksi bahwa rakyat akan memilih Gibran dibandingkan AHY. Mengapa?? Karena rakyat pasti lebih suka sosok Gibran yang guyon dan apa adanya daripada AHY yang kaku dan hanya dekat dengan rakyat saat kampanye saja.

Jadi, kalau anda disuruh memilih mana yang anda inginkan jadi pemimpin Indonesia ke depan, anda pilih AHY atau Gibran?? Kalau saya pasti akan pilih GIBRAN.


Salam NDESO!

loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.