7 Keajaiban Dunia Perpolitikan Indonesia

loading...






ILC kemaren benar-benar menghibur sekali melihat tokoh favorite saya datang menjadi salah satu pembicara. Siapa dia? Ya, dia adalah Jonru Ginting. Saya tidak menonton secara langsung. Jujur saja, saya takut kecewa nonton pertunjukannya. Nanti rasa suka saya turun dan itu bisa berakibat dia tidak masuk lagi di jajaran 7 keajaiban perpolitikan di Indonesia.

Ya, saya iseng membuat daftar 7 keajaiban di dunia perpolitikan Indonesia. Pemberian predikat “ajaib” didasarkan atas fenomena yang dilakukan oleh masing-masing pihak yang saya anggap patut mendapatkan predikat ajaib. Fenomena ini bisa bagus dan bisa juga jelek. Artinya, kalau bagus, ya bagus sekali, kalau jelek ya jelek sekali. Kualitas, cara pikir, sepak terjang dan perkataan mereka termasuk satu dari indikator penentuan layaknya predikat ajaib diberikan, dimana untuk beberapa hal, logika kita tidak bisa lagi mencernanya. Dan semua sepak terjang mereka sangat sulit untuk dilupakan dan menjadi cacatan sejarah Indonesia.

Mereka yang saya katagorikan ajaib adalah:

Jokowi, seorang rakyat biasa yang melesat sampai di kursi nomor 1 di Indonesia. Tak disangka bisa menggebrag dunia dan bangsa Indonesia dengan prinsip keterbukaan, kesederhanaan, ketelitian dan kecepatan bekerja.
Basuki Tjahaya Purnama, seorang double minoritas yang memiliki ketebalan kesabaran yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun di Indonesia bahkan mungkin di dunia. Dengan segudang prestasi yang inovasi tapi bisa berakhir dipenjara.
Anies Baswedan, seorang yang berawal dari penampilan yang aduhai di dunia pendidikan, membantu Jokowi sekuat tenaga untuk membanting lawan dan berakhir dengan menerima pinangan orang yang sudah dia banting untuk meraih kursi nomor 1 di Jakarta. Namun kemenangan yang diraih beraroma pecundang.
Rizieq Shihab, seorang Imam Besar yang selama 19 tahun memimpin sekelompok orang atas nama agama islam berjuang menghapus kemaksiatan di Indonesia, mensyi’arkan agama, dan berakhir terjerat kasus pelanggaran asusila.
Saracen, sekelompok warga negara yang rela melihat bangsanya terpecah belah dengan modal fitnah untuk mencari kebahagiaan dunia dan tidak percaya akan kehidupan setelah kematian.
Jonru Ginting, seorang yang tidak cerdas,sedikit pintar tapi mampu melihat celah untuk menjadi kaya raya dengan cara memutarbalikkan fakta.
Duo F, sepasang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang sikap dan perkataannya tidak mewakili rakyat.

Dan tulisan saya sekarang khusus akan membahas keajaiban nomor 6 due to his performance di ILC tadi malam.

Jonru Ginting, siapa yang tidak kenal dia? Ketenaran yang diraihnya tidak lebih karena hasil dari usaha menjual kemunafikan dirinya sebagai rakyat Indonesia.

Selama ini, kita hanya mengenal Jonru dari tulisan-tulisannya dan foto-fotonya. Namun secara live melihat dia, saya sendiri baru melihatnya di youtube pada acara ILC yang dihadirinya. Sebagai orang yang mengakui memahami ajaran agama Islam, Jonru mempunyai kamus sendiri akan arti kata dan makna dari bahasa Indonesia. Misalnya, tulisan dia yang mayoritas orang menganggapnya sebagai sebuah menghinaan terhadap Kepala Negara, dikamus Jonru kalimat tersebut bukanlah sebuah menghinaan.

Segala klarifikasi dan pembelaan seorang Jonru atas sepak terjangnya selama ini, tidak bisa merubah stempel yang menempel dijidatnya sejak tulisan-tulisan dia mengarah pada satu arah, yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh Jokowi. Saya, anda dan semua orang, tidak ada yang tahu persis apa masalah yang Jonru miliki dan pendam didalam hatinya sampai kemudian ekspresi yang dia keluarkan terbentuk menjadi sebuah sikap penentangan dan bahkan kebencian.

Seperti yang dikatakan Faisal Akbar, di ILC dia mengatakan bahwa dirinya mengalami kesulitan untuk menemukan logika, ada manusia, ada menyebut dirinya orang, yang bisa dengan mudah melakukan hal-hal seperti ini. Menciptakan, memproduksi apalagi menjadi sebuah pabrik kata-kata yang kemudian menyebarkannya dan kemudian memaksa kita menjadi “awas” dengan sekitar kita. Sayangnya hari ini, goyah betul kita sebagai sebuah bangsa.

Logika saya juga tidak bisa menemukan istilah untuk mahluk yang berperilaku seperti ini. Setan saja, mungkin masih mampu menjaga dunianya. Dan kita tahu di Kitab Suci Al-Quran pun dikatakan bahwa setan akan terus mengganggu manusia. Tapi tidak pernah terdengar seorang ustad atau ulama yang menerangkan bahwa setan pernah mengganggu sesama setan. Sepertinya manusia-manusia itu sudah berubah menjadi pengabdi setan. Karena apa yang mereka lakukan adalah sama persis seperti apa yang Al-Quran jelaskan tentang pekerjaan setan, yaitu mengganggu ketenangan manusia.

Inilah keajaiban Jonru Ginting, seorang manusia yang berkelakuan seperti setan karena senang mengganggu manusia. Bukti lain Jonru bisa dikatagorikan setan adalah, dia tidak takut pada pihak berwajib dalam hal ini kepolisian setelah mengakui apa yang dia tuliskan terhadap Kepala Negara Indonesia. Ha ha ha, saya jadi tertawa karena tiba-tiba inget Buni Yani yang ngamuk dipengadilan dan mewek disetiap kesempatan. Jonru harusnya takut ya dipolisikan. Dia harusnya berkaca pada Buni Yani. Dukungan dari orang-orang yang pernah berfoto dengannya akan hilang ketika Jonru sudah berstatus tersangka. Apalagi pemerintah sekarang sedang galak-galaknya menjaga keutuhan NKRI dari orang-orang yang terbukti secara nyata berusaha memecah belah republik ini.

Tapi Pak Polisi, kalau saya boleh usul, biarkan saja dulu si Jonru ini. Kita ingin melihat apakah setelah acara ILC ini dia menjadi jinak atau malah semakin liar. Kalau menjadi baik, dia wajib meminta maaf dan mengumumkannya serta berubah sikap atau berdiam diri dan tidak boleh lagi beredar. Kalau menjadi liar, ya tangkap dan penjarakan.

Jonru memang tidak menduga akan terjebak oleh status yang pernau dituliskannya. Pintarnya Faisal Akbar yang membuat Jonru yang merasa pintar menjadi kelabakan. Yang membuat Jonru merasa sangat sakit hati adalah ketika Faisal Akbar berkata, “Disaksikan oleh seluruh orang, tolong diproses orang ini!” dan dengan spontan Jonru berteriak, “Saya tidak takut”, ha ha ha terjebak lagi dia. karena teriakan dia artiya dia siap dipolisikan.


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.