Benarkah Prabowo dipecat SBY? Ini kesaksian BJ Habibie

loading...



Merdeka.com - Pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menuai banyak komentar. Kasus lama soal karir Prabowo pun kembali diungkit.

SBY disebut-sebut sebagai salah satu anggota dewan kehormatan perwira yang memberi rekomendasi agar Prabowo dipecat dari dinas militer.

Para politisi Gerindra membantah soal pemecatan ini. Mereka menegaskan Prabowo diberhentikan dengan hormat.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra menyebut tak pernah Prabowo dipecat oleh SBY. "Nggak pernah Pak SBY pecat Pak Prabowo," kata Fadli kepada sejumlah media.

Fadli menegaskan isu lama ini sengaja dimunculkan oleh pihak-pihak yang tak ingin melihat SBY dan Prabowo bersatu.

Beda kata Gerindra, beda catatan Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie. Secara runut Habibie menggambarkan pertemuannya dengan Prabowo di Wisma Negara tanggal 22 Mei tahun 1998. Kisah ini dituliskan dalam buku biografinya Detik Detik Yang Menentukan.

Pangkostrad Letjen TNI Prabowo Subianto datang dengan dua kendaraan, salah satunya ditumpangi oleh pengawal. Anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu ingin menanyakan jabatannya yang baru saja dicopot. Sebelum bertemu Habibie , Prabowo diperiksa secara ketat, senjata yang dibawa juga dilucuti oleh pasukan pengawal presiden.

Pencopotan dilakukan karena adanya informasi pergerakan pasukan di bawah kendali Prabowo. Adalah Menhankam/Pangab Jenderal Wiranto yang melaporkan hal tersebut. Tanpa berpikir panjang Habibie langsung mengambil keputusan.

Setelah diberi izin masuk ke dalam ruangan, keduanya yang memang dikenal akrab saling peluk dan mencium pipi. Kemudian, sempat terjadi dialog dalam bahasa Inggris, sebelum akhirnya Prabowo berbicara dengan nada tinggi.

"Ini penghinaan bagi keluarga saya dan keluarga mertua saya Presiden Soeharto . Anda telah memecat saya sebagai Pangkostrad," tegas Prabowo dikutip dalam buku Prabowo: Ksatria Pengawal Macan Asia karya Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari.

Habibie menjawab, "Anda tidak dipecat, tapi jabatan anda diganti."

Prabowo balik bertanya, "Mengapa?" Habibie kemudian menjelaskan bahwa dia menerima laporan dari Pangab bahwa ada gerakan pasukan Kostrad menuju Jakarta, Kuningan, dan Istana Negara.

"Saya bermaksud mengamankan Presiden," kata Prabowo.

"Itu adalah tugas Pasukan Pengamanan Presiden yang bertanggung jawab langsung pada Pangab dan bukan tugas anda," jawab Habibie .

"Presiden apa anda? Anda naif? jawab Prabowo dengan nada marah.

"Masa bodoh, saya Presiden dan harus membereskan keadaan bangsa dan negara yang sangat memprihatinkan," jawab Habibie .

"Atas nama ayah saya, Prof Soemitro Djojohadikusumo dan ayah mertua saya Presiden Soeharto , saya minta Anda memberikan saya tiga bulan untuk tetap menguasai pasukan Kostrad," kata Prabowo.

Habibie menjawab dengan nada tegas, "Tidak! Sampai matahari terbenam anda sudah harus menyerahkan semua pasukan kepada Pangkostrad yang baru. Saya bersedia mengangkat anda menjadi duta besar di mana saja!"

"Yang saya kehendaki adalah pasukan saya!" jawab Prabowo.

"Ini tidak mungkin, Prabowo," tegas Habibie .

Ketika perdebatan masih berlangsung seru, Habibie kemudian menuturkan bahwa Letjen Sintong Panjaitan masuk sembari menyatakan kepada Prabowo bahwa waktu pertemuan sudah habis.

"Jenderal, Bapak Presiden tidak punya waktu banyak dan harap segera meninggalkan ruangan," kata Letjen Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai penasihat militer presiden.

Setelah itu Prabowo menempati posisi baru sebagai Komandan Sekolah Staf Komando (Dansesko) ABRI menggantikan Letjen Arie J Kumaat. Prabowo mengisahkan serah terima jabatan dilakukan secara sederhana dan tertutup.

"Belum pernah ada perwira tinggi dipermalukan institusinya, seperti yang saya alami," kata Prabowo.

Selanjutnya, Prabowo harus menjalani sidang Dewan Kehormatan Perwira. Prabowo disinyalir terlibat dalam penculikan aktivis saat masih menjabat sebagai Danjen Kopassus. 15 Perwira tinggi bintang tiga dan empat mengusulkan ke Pangab agar Prabowo dipecat.

Ada nama Letjen Susilo Bambang Yudhoyono dalam deretan para perwira itu.

Setelah peristiwa itu, Prabowo meninggalkan Indonesia dan tinggal sementara waktu di Yordania. Namun menurut Fadli, kepergian Prabowo sudah seizin BJ Habibie. Gerindra pun yakin Prabowo tak dipecat tapi diberhentikan Presiden BJ Habibie dengan hormat. [ian]




loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.