FADLI ZON BERSABDA, SARACEN SEBUAH DAGELAN BARU YANG TAK ADA ISINYA

loading...




Ketika sedang memulai tulisan ini, Indonesia Lawyer Club (ILC) masih sibuk membahas mengenai kelompok penyebar berita hoax dan fitnah, Saracen. Entah siapa sekarang yang sedang berbicara, saya tidak perhatikan lagi, bukan apa-apa, saya sebenarnya kurang begitu suka dengan tayangan ILC.

Bagaimana saya tidak suka, namanya Indonesia Lawyer, tetapi banyakan isinya para politisi dan pengamat politik. Judul sama isi tidak nyambung. Padahal, pemandu acaranya adalah orang yang sudah malang melintang di dunia wartawan dan jurnalis. Aneh rasanya.

Saya melihat acara ini untuk melihat apa yang akhirnya tergiring sebuah opini dalam tayangan tersebut. Dan seperti biasa, orang-orang yang hadir menyampaikan pendapat yang tidak berbeda dengan kubu yang sedang dibelanya. Begitu juga dengan Effendi Gazali.


Yang paling membuat saya mual dan tidak tahan pengen muntah adalah munculnya muka Jonru yang sesekali ditampilkan. TV One sepertinya paham betul bahwa para penontonnya banyak merupakan pemuja si Jonru. Saya pun terpaksa menonton dengan menahan mual karena ketiadaan plastik asoy.

Akhirnya saya temukan juga apa yang sedang ingin saya amati. Ya, akhirnya Tv One memunculkan dua tersangka Saracen, yaitu Jasriadi dan Sri Rahayu Ningsih. Munculnya kedua orang ini memang harus dan menjadi kewajiban dalam tayangan ini. Mengapa?? Karena Karni pasti menuntut keadilan karena Metro punya kesempatan menggali kasus ini sebelumnya.

Mereka pun tampil dan menyatakan hal-hal yang tentu saja tidak beraturan. Inti dari apa yang mereka sampaikan adalah bahwa mereka tidak ada keterlibatan dengan Saracen, tetapi mengaku sebagai pelaku pembuat berita hoaz dan fitnah. Meski menolak mengakui bahwa tarif mereka puluhan juta, Jasriadi tidak menyangkali bahwa politisi memesan pembuatan website kepadanya.


Pernyataan Jasriadi yang mengaku tidak terlibat Saracen dan menmgungkap fakta-fakta yang menjadi alasan mereka tidak terlibat, akhirnya membuat bapak congor sedunia, Fadli Zon bersabda. Dalam sabdanya, Fadli menyampaikan bahwa setelah melihat acara ILC dia menyadari bahwa ini hanyalah sebuah dagelan.



Fadli Zon‏Akun terverifikasi @fadlizon

Setelah dengar @ILC_tvOnenews malam ini, jelas “saracen” ini adalah sebuah dagelan baru yg tak ada isinya.

Pernyataan Fadli Zon ini sebenarnya sudah sangat terlambat. Menurut saya, sebagai orang yang terkenal paling cepat mulutnya dipakai daripada otaknya, Fadli Zon sudah merendahkan kredibilitasnya. Padahal, Fadli Zon normalnya selalu berkomentar tanpa menunggu informasi selanjutnya.

Ketidakbiasaan Fadli Zon ini sangatlah wajar, karena nama Gerindra disangkut pautkan dalam kasus Saracen ini. Fadli Zon pasti menunggu momen yang tepat untuk bersuara. Dia tidak mau pada akhirnya harus bertentangan dengan Mayjen Ampi dan Eggi yang dulu adalah relawan pemenangan Prabowo jadi Presiden.

Salah-salah berkomentar bisa bocor semua hal yang tidak perlu dibukakan. Sayangnya, bungkamnya Fadli Zon malah tetap menimbulkan kecurigaan. Karena langkah gerak hati-hti selalu ada makna tersembunyi di baliknya. Apalagi kalau melihat ternyata Fadli bisa mengerem mulutnya dan lebih memilih pakai otaknya.

Karena itu, sabda Fadli Zon ini tidak ada pentingnya selain semakin memperkuat dugaan langkah hati-hati Gerindra menanggapi isu Saracen yang dikait-kaitkan dengan Gerindra dan Prabowo. Setidaknya, seorang kader PKS sudah mengkonfirmasi kebenran bahwa orang Saracen adalah orangnya Gerindra.


Febri Amrullah‏ @febriamarullah

Fitnah keji kalau Saracen dihubungkan dengan pasukan Cyber PKS. Orang di Saracen memang kami kenal tapi beda partai. Mereka @Gerindra

Ya memang mereka saudara saudara kita sesama muslim simpatisan Partai @Gerindra yang sedang dihakimi Polri

Yang menarik untuk menjadi sebuah pertanyaan bagi kita adalah, mengapa kepolisian sengaja mengijinkan para tersangka ini berkoar-koar di medai. Jika sebelumnya di Metro TV pernyataan-pernyatan mereka muncul, maka kini akan jadi ramai di TV One. Menjawab ini maka hanya ada satu jawaban dalam pikiran saya, Polisi sedang menebar umpan.

Umpan untuk siapa?? Untuk para lawan politik Presiden Jokowi. Salah satunya sudah kena perangkap adalah pernyataan kader PKS Febri Amrullah di atas yang menyebut bahwa Saracen adalah orang Gerindra. Dan tentu saja para politisi lain yang gerak geriknya sudah diawasi. Ingat, bahwa polisi sudah memegang nama para pemesan Saracen tersebut.

Semoga saja, umpan yang ditebr tersebut berhasil menangkap para pemesan. Kalau Eggi sudah kabur keluar negeri, apakah para pemesan juga akan dikaburkan supaya tidak menjerat yang lain?? Semua patut untuk dinantikan. Tetapi kalau boleh memilih, maka saya berharap semua orang yang terkena virus onta pada kabur ke habitat asli mereka di gurun.

Supaya Indonesia benar-benar bisa damai dan sejahtera. Lagipula, mana cocok onta tinggal di negeri tropis seperti Indonesia. Kalau kecebong memang disinilah habitatnya.


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.