JOKOWI KOK DILAWAN
HTI yang selama ini merasa di atas angin tidak tersentuh akhirnya dibubarkan. HTI modar sebelum berhasil menegakkan dasar negara khilafah islamiyah mengganti Pancasila.
Saat berpidato di peringatan 60 tahun KAA Bandung, Jokowi bahkan berani menohok PBB yang menurutnya lemah dan pro kepentingan Amerika. Jokowi juga berani menohok hegemoni IMF yang suka mendikte negara lain.
Menghadapi China yang ingin menguasai Laut China Selatan, Jokowi bahkan berani pasang gaya model layaknya tokoh super hero dengan jaket tempur di atas geladak kapal KRI Imam Bonjol saat memimpin rapat kedaulatan negara di Laut China Selatan menantang Tiongkok.
Pak De bahkan melenggang santai di tengah hujan lebat naik panggung Aksi Demo 212. Rizieq melongo. Tidak menyangka orang yang selama ini dicemoohnya berani mendatanginya. Para pengawal Pak De harus keringat dingin mengawal Jokowi di tengah kepungan ribuan orang yang tidak terdeteksi entah siapa. Tak ada gerbang metal detektor. Yang ada hanya gerbang perlindungan dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jokowi hanya bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa. Itu imannya. Iman yang teguh bagai batu karang.
Musuh-musuh Pak De lupa Jokowi itu presiden yang jago berhitung bisnis, juga pendekar bernyali gede. Presiden tanpa punya rasa takut atau ragu. Presiden dengan julukan Pendekar Tendangan Tanpa Bayangan.
Untuk mempersiapkan perang dengan kepentingan busuk Freeport dan kompradornya, Pak De telah memasang duo benteng cerdas yang sulit ditembus. Duet Jonarch, Jonan dan Archandra.
Saat berpidato di peringatan 60 tahun KAA Bandung, Jokowi bahkan berani menohok PBB yang menurutnya lemah dan pro kepentingan Amerika. Jokowi juga berani menohok hegemoni IMF yang suka mendikte negara lain.
Menghadapi China yang ingin menguasai Laut China Selatan, Jokowi bahkan berani pasang gaya model layaknya tokoh super hero dengan jaket tempur di atas geladak kapal KRI Imam Bonjol saat memimpin rapat kedaulatan negara di Laut China Selatan menantang Tiongkok.
Pak De bahkan melenggang santai di tengah hujan lebat naik panggung Aksi Demo 212. Rizieq melongo. Tidak menyangka orang yang selama ini dicemoohnya berani mendatanginya. Para pengawal Pak De harus keringat dingin mengawal Jokowi di tengah kepungan ribuan orang yang tidak terdeteksi entah siapa. Tak ada gerbang metal detektor. Yang ada hanya gerbang perlindungan dari Allah Tuhan Yang Maha Kuasa. Jokowi hanya bersandar pada Allah Yang Maha Kuasa. Itu imannya. Iman yang teguh bagai batu karang.
Musuh-musuh Pak De lupa Jokowi itu presiden yang jago berhitung bisnis, juga pendekar bernyali gede. Presiden tanpa punya rasa takut atau ragu. Presiden dengan julukan Pendekar Tendangan Tanpa Bayangan.
Untuk mempersiapkan perang dengan kepentingan busuk Freeport dan kompradornya, Pak De telah memasang duo benteng cerdas yang sulit ditembus. Duet Jonarch, Jonan dan Archandra.
loading...
Sudah hampir setahun ini negosiasi yang keras, ulet dan alot berlangsung antara pemerintah dan manajemen Freeport. Jokowi berhasil memenangkan adu nyali dengan Preaiden Freeport Richard.
Ini bukan semata soal perebutan 51 persen saham saja, tetapi ini perang besar melawan keangkuhan Freeport yang sekian dekade beroperasi dengan begitu pongah, angkuh dan semau gue.
Mereka begitu angkuh karena selama ini selalu berhasil memaksakan kepentingannya dengan berkongkalingkong dengan penguasa dan politisi broker. Kita juga bisa katakan ini perang melawan hegemoni raksasa Amerika.
Bangsa ini telah sekian lama melempem bak ayam sayur. Pemerintah sebelumnya begitu mudah didikte manajemen Freeport. Kini pemerintahan Jokowi bangkit melawan. Melawan cengkeraman raksasa Freeport yang telah habis-habisan mengeruk emas dan tembaga milik anak cucu kita. Jokowi tak punya beban. Elo bandel, gue tendang. Elo melawan, gue terjang. Begitu kira-kira kata Pak De.
Kemarin menjadi hari bersejarah bagi Republik Indonesia. Freeport yang dulu dianggap sebagai negara di dalam negara kini terkulai lemas. Mereka akhirnya memilih tunduk pada kerasnya kepala Jokowi.
Freeport akhirnya takluk dengan keinginan Pak De. Pak De minta 51 persen saham. Pak De ingin Indonesia menguasai saham mayoritas. Jika tidak maka tendangan tanpa bayangan Pak De akan meremukkan seluruh milik mereka. Remuk dan enyah dari Indonesia. Dan mereka memilih menyerah daripada remuk terusir dari negeri nan indah kaya raya ini.
Ahhh… Keren banget Pak De…. Pak De kok dilawan..ciaatttt
Ini bukan semata soal perebutan 51 persen saham saja, tetapi ini perang besar melawan keangkuhan Freeport yang sekian dekade beroperasi dengan begitu pongah, angkuh dan semau gue.
Mereka begitu angkuh karena selama ini selalu berhasil memaksakan kepentingannya dengan berkongkalingkong dengan penguasa dan politisi broker. Kita juga bisa katakan ini perang melawan hegemoni raksasa Amerika.
Bangsa ini telah sekian lama melempem bak ayam sayur. Pemerintah sebelumnya begitu mudah didikte manajemen Freeport. Kini pemerintahan Jokowi bangkit melawan. Melawan cengkeraman raksasa Freeport yang telah habis-habisan mengeruk emas dan tembaga milik anak cucu kita. Jokowi tak punya beban. Elo bandel, gue tendang. Elo melawan, gue terjang. Begitu kira-kira kata Pak De.
Kemarin menjadi hari bersejarah bagi Republik Indonesia. Freeport yang dulu dianggap sebagai negara di dalam negara kini terkulai lemas. Mereka akhirnya memilih tunduk pada kerasnya kepala Jokowi.
Freeport akhirnya takluk dengan keinginan Pak De. Pak De minta 51 persen saham. Pak De ingin Indonesia menguasai saham mayoritas. Jika tidak maka tendangan tanpa bayangan Pak De akan meremukkan seluruh milik mereka. Remuk dan enyah dari Indonesia. Dan mereka memilih menyerah daripada remuk terusir dari negeri nan indah kaya raya ini.
Ahhh… Keren banget Pak De…. Pak De kok dilawan..ciaatttt
loading...
Tidak ada komentar: