Air Bersih Di Jakarta Dikuasai Swasta, Salah Satunya Milik Paslon Pilgub DKI Sandiaga Uno
loading...
Saat debat calon gubernur dan calon wakil gubernur yang diadakan KPU DKI Jakarta pada Jumat (27/1/2017), cagub Anies Baswedan mengkritik pemasokan Air Bersih di DKI dan mengatakan saat ini ada 5 juta warga Jakarta belum mendapatkan air PAM. Menjawab permasalahan tersebut, Anies menjamin akan membenahi hal tersebut dan akan meningkatkan penyediaan air bersih ke kampung-kampung.
“Pipanisasi nol rupiah,” kata Anies di Bidakara, Jakarta, Jumat (27/1/2017).
Ahok sendiri yang adalah petahana mengungkapkan bahwa pasokan air bersih di Jakarta dikuasai oleh swasta. Sudah pernah ingin menguasai kembali tetapi swasta tersebut tidak mau menjualnya. Hal inilah yang menjadi kendala Pemprov dalam pemasokan air bersih.
Meski terkendala, Ahok tiak tinggal diam dan segera melakukan tindakan untuk tetap mampu menyediakan Air Bersih ke warga. Subsidi pemasangan pipa dilakukan oleh Pemprov dengan melakukan renegoisasi dengan Perusahaan swasta tersebut.
“Ketika kami masuk, kami sadar, air minum itu swasta. Tapi kita hargai ada investor. Caranya renegosiasi. Kami bangun sendiri penggabungan manajemen, sedang disiapkan perdanya,” ucap Ahok di arena debat di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2017).
“Ketika ada masyarakat yang tak mampu membayar, kami yang membayar dengan selisih dari warga yang mampu membayar,” jelas Ahok.
Belum terpasoknya air bersih ke rumah warga, selain karena biaya pemasangan yang mahal, disinyalir juga karena buruknya kinerja Perusahaan Swasta tersebut. Ada dua Perusahaan Swasta yang mengelola Air Bersih di Jakarta. yakni Palyja yang melayani daerah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan sebagian Jakarta Pusat; dan Aetra yang melayani Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan sebagian Jakarta Pusat.
Untuk itulah, Ahok mengingatkan agar Perusahaan Swasta tersebut memperbaiki diri. Kalau tidak sanggup, maka Ahok akan mengambil alih pengelolaan tersebut. Ahok berjanji akan membangun sendiri pengolahan air.
“Saya ingin seluruh pemegang saham Aetra dan pemilik agar komitmen dalam memegang sisi timur, karena kalau enggak saya akan ambil alih demi kepentingan banyak,” katanya.
Ya, Aetra dalah Perusahaan Air Bersih yang pemasangan instalasi Air Bersihnya paling rendah. Jika Palyja menyebutkan per Oktober 2016, jumlah pelanggannya sudah melayani lebih dari 3 juta pelanggan, maka Aetra menyebutkan, sampai dengan per November 2015 jumlah pelangganya sudah mencapai 420.233 pelanggan. Sangat jauh target yang dipenuhi Aetra.
Selidik punya sekidik, ternyata Aetra adalah Perusahaan yang dimiliki Sebuah Grup Perusahaan Recapital Acuatico. Dimana Perusahaan yang bergerak pada bidang pemasangan dan pengelolaan air ini di kawasan Asia Tenggara, Aetra Jakarta adalah salah satu perusahaannya selain juga beberapa perusahaan lain yang ada di daerah dan negara lain, seperti Aetra Tangeran dan Acuatico Hanoi.
Nah, lalu apa hubungannya Recapital dengan salah satu paslon Pilgub DKI. Inilah dia hubungannya.
Dalam situs resmi Recapital, kita dapat menemukan bahwa Sandiaga terkait dengan Perusahaan Aetra. Perusahaan yang paling sedikit memasang instalasi air bersih ke rumah-rumah. Mungkin karena hal inilah Sandiaga tidak bicara mengenai pasokan Air Bersih. Kalau Sandiaga bicara, bisa saja Ahok akan bukakan siapa dalang minimnya pemasokan Air Bersih ke warga Jakarta.
Itulah mengapa juga Sandiaga dengan percaya diri menyatakan akan membangun Jaringan air bersih katanya akan dibangun agar permukiman padat warga, bantaran kali ataupun wilayah pinggir kota tetap dapat memanfaatkan air bersih.
“Kita sudah programkan ketersediaan air bersih, jadi saya janji, nggak ada lagi warga yang harus beli air lagi, semuanya bisa ambil air cukup buka kran aja, semuanya juga disubsidi mulai dari pemasangan sampai pemakaian, masyarakat cuma cukup bayar 50 persen saja untuk perawatan,” ungkapnya.
Sandiaga wajar saja berani menjamin hal tersebut. Wong dia punya saham di perusahaan tersebut. Tetapi yang menjadi pertanyaan penting, mengapa ketika jadi Wakl Gubernur nanti akan menyediakan hal tersebut bagi warga?? Kenapa tidak dari kemarin-kemarin??
Pilkada memang bisa membuat seorang yang dulunya sulit melakukan sesuatu untuk warga dalam waktu singkat menjanjikan akan berbuat untuk warga. Padahal semua masalah Air Bersih di Jakarta ini adalah akibat dari buruknya kinerja Aetra. Itulah mengapa akhirnya Ahok ingin membuat sendiri pengelolaan air bersih dan sedang menyiapkan Perdanya.
Semoga saja, majunya Sandiaga ini bukan karena ada motif bisnis di dalamnya. Apalagi dalam beberapa kali kampanyenya Sandiaga juga ikut menekankan masalah pembelian mobil mewah dan tidak ada menyinggung masalah mobil LCGC yang banyak berseliweran di Ibukota dan membuat macet. Bisa saja Aetra jadi salah satu motifnya.
Saya berharap warga Jakarta bisa bijak memilih. Jangan sampai seorang yang mengaku peduli sama warga padahal ada motif bisnis di dalamnya. Sandiaga menurut saya terdeteksi memiliki motif tersebut. Sekarang tinggal warga memilih, mau tetap pilih Anies-Sandiaga?? Saya harap tidak.
Salam Air Bersih.
loading...
Tidak ada komentar: