Allahuakbar! “Rizieq End”, MUI Cuci Tangan

loading...



Kini bukan lagi hanya beberapa kelompok atau pun partai yang menyatakan siap melawan pemecah belah bangsa. Dimana hal ini dimaksudkan untuk Rizieq Shihab dan ormas yang ia pimpin FPI, tetapi juga perlawanan datang dari para netizen yang sangat mencintai keutuhan NKRI. Lihat saja seperti di twitter sudah ramai dan lagi-lagi menjadi trendimg topik, ‘Rizieq end’. Tamat.

Zuhairi, pengamat politik islam menyatakan “mudaha-mudahan ini menjadi jalan menuju demokrasi,”(18/01/17). Dan ia juga mengatakan Rizieq bisa segera ditetapkan sebagai tersangka.

Isu mengenai perseteruan dengan partai besar seperti PDIP, juga telah memukul ormas FPI hingga ketar-ketir mencari jalan untuk tidak terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan mondar-mandirnya Rizieq kesanaisini, dan membawa dalih menghindari konflik horizontal, Rizieq mendatangi DPR untuk minta dimediasi, pun termasuk dengan PMKRI, yang mana hal ini diulas hampir diberbagai media.

Tak cukup sampai disitu, di Jawa Barat masyarakat sunda juga sudah membuming petisi untuk BUBARKAN FPI. Demo yang dilakukan FPI dengan tuntutan untuk pencopotan Kapolda, justru menjadi bomerang untuk dirinya sendiri dan ormas FPI. Yang mana dari hasil demo tersebut, selain dicuekin Kapolda, Rizieq juga menambah daftar berbagai kasus yang kemudian akan dilaporkan karena ulahnya sendiri.

Rizieq yang garang nan sangar, yang selalu lantang melontarkan kata Takbir! lewat pengeras suara, tampak resah dan payah. Apalagi MUI kini perlahan tampak seperti menjauh.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin menegaskan bahwa Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, tidak ada kaitannya dengan lembaga MUI baik secara struktur maupun non-struktur.



Hal ini seperti “kekasih yang tak dianggap”. (Hachimmmm).

Gerakan itu, kata Ma’ruf, murni dibentuk dan dijalankan oleh sekelompok masyarakat. “Tidak ada urusannya GNPF dengan MUI itu sendiri. Mereka itu murni dari masyarakat,” jelasnya saat diskusi di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (17/1/2017)


Kemudian dijelaskan juga olehnya, bahwa apa yang telah dijalankan oleh GNPF bukanlah berada dalam aturan atau pun instruksi yang diberikan oleh MUI untuk langsung dijalankan ketika sebuah Fatwa sudah keluar.

Selain itu, Maruf menegaskan tidak ada benturan di masyarakat yang berawal dari Fatwa MUI. Pasalnya, setiap kali MUI mengeluarkan Fatwa, banyak pihak yang menyetujui hal tersebut. Pernyataan yang ini, bagi saya rasa perluh dikoreksi, karena pada kenyataannya fatwa mengenai atribut natal justru kebalikannya, yang ada malah banyak pihak yang tidak menyetujui. Karena kental dengan intoleren. Meskipun ada fatwa yang sebelumnya yang sangat berbenturan yaitu fatwa yang terkait dengan rokok.

“Tidak ada benturan sebenarnya di masyarakat terkait Fatwa MUI. Seingat saya hanya rokok saja yang berbenturan, selebihnya tidak ada opini yang berbeda,” ujar dia.

Saya menjadi bertanya-tanya dalam pernyataan tentang tidak ada benturan fatwa MUI selain hanya rokok. Karena tidak sesuai dengan fakta yang terjadi dilapangan. Atribut Natal apakah bisa disebut tidak ada benturan, yang mana fatwa demikian sangat melukai golongan yang meyakini agama tersebut, meskipun itu ditujukan untuk umat muslim. Karena atribut bukanlah suatu hal yang mampu mengukur keberimanan seseorang.

Pertemuan MUI dan Kapolri, yang juga meroket dan muncul dipermukaan. Menimbulkan banyak opini, seperti misalnya pujian kepada Kapolri yang mampu merangkul MUI ataupun mem-bully MUI yang disebutkan mencari simpati untuk kembali mendukung pemerintah dan bla bla blaaaa.

Hal-hal demikian itu biasa dalam percaturan politik. Namun orang yang garang dan sangar tapi merengek-rengek dan lempem seperti Rizieq, penuh tanda tanya besar. Maksudnya begini, seorang imam besar di ormasnya atau pun disebut sebagai calon imam besar umat TIDAK PUNYA KEBERANIAN untuk menghadapi proses hukum yang berjalan, apakah pantas disebut imam? No.

Seorang imam besar yang telah mengganggap orang lain “penista” dan berkoar minta ditangkap orang tersebut, dengan segala tafsir sepihak dan dijadikan pembenaran tunggal, kemudian ketika ia dianggap sama yang telah “menistakan” agama lain seperti “kelahiran Yesus Kristus” dan dilaporkan oleh PMKRI, namun kini minta jalan kekeluargaan. Apakah pantas disebut imam besar? No dan No.

Rizieq akan semakin lunglai dengan keadaan semua ini, laporan terus berdatangan, orang-orang diam kini sudah bangun dan siap melawan, partai besar sudah siap turun gunung, yang bersimpati mulai berkurang. Eh MUI cuci tangan dan tak anggap GNPF.

Rizieq, saya pun ingin bertakbir untuk keresahan dirimu sekaligus untuk nyalimu yang tak sebesar suaramu dipengeras suara.

Allahuakbar!

Oh Rizieq kini anda seperti tampak benar-benar “Rizieq End”. TAMAT. Dan MUI tentu mengagetkan, GNPF tak dianggap. Coba anda bayangkan kekasih yang tak dianggap, sakitnya itu bikin klenger.


loading...

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.