Padahal Tak Sebut Agama, Ini Alasan Konyol Baharuzaman Laporkan Megawati
loading...
Senin lalu Megawati resmi dilaporkan oleh seseorang bernama Baharuzaman yang katanya dari LSM Aliansi Anak Bangsa Anti Penodaan Agama. Awalnya masih belum jelas mengapa dia melaporkan Megawati terkait pidato yang menyinggung pemimpin dengan ideologi tertutup dan menyamakan pemimpin tersebut dengan peramal masa depan dan kehidupan setelah dunia fana.
Anehnya Megawati sama sekali tidak menyebut nama agama tertentu, dan tiba-tiba saja Baharuzaman merasa tersakiti dengan pernyataan Megawati. Dulu saya sudah memprediksi, laporan ini hanya akal-akalan yang direncanakan entah oleh siapa untuk menyeret Megawati karena ini sudah bukan ranah agama lagi, tapi sudah melebar sampai ke politik.
Dengan menyaksikan langsung pidato Megawati di TV, Baharuzaman menganggap Megawati telah menistakan agama Islam. Megawati tidak menyebut agama Islam, tapi Baharuzaman yang seenaknya menyimpulkan, mengatakan bahwa dalam Islam dipercaya adanya kehidupan setelah dunia fana.
“Saya sebagai muslim, kehidupan setelah kehidupan fana itu adalah hari akhir. Dan itu jelas tercantum dalam rukun iman, sedangkan rukun iman itu ada dalam Al Quran. Ibu Mega mengatakan seperti ramalan, dengan kata lain seolah-olah apa yang difirman oleh Allah itu tidak benar,” jelas Baharuzaman yang menurut saya konyol sekonyol-konyolnya.
Benar-benar lucu. Megawati tidak menyebut agama, mengapa dia merasa Islam yang disinggung? Padahal agama lain juga mempercayai adanya kehidupan setelah dunia fana. Ini jelas-jelas sudah merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan lebih karena ingin melaporkan Megawati tapi tidak tahu harus bagaimana.
Pernyataan Baharuzaman ini mirip-mirip dengan kesaksian Asroi yang mengatakan semua umat muslim di seluruh dunia tersinggung dengan ucapan Ahok soal Al-Maidah 51. Kedua orang ini benar-benar sama persis pemikirannya. Pemikiran orang yang logikanya sudah tidak ada, sehingga harus pakai asumsi yang seenak jidatnya. Asroi terbuai dalam logika aneh di mana beberapa muslim tersinggung sama artinya dengan semua umat muslim di seluruh dunia tersinggung.
Baharuzaman terbuai dalam logika aneh di mana Megawati tidak menyebut agama, tapi merasa itu tertuju pada Islam, padahal agama di dunia ini bukan hanya satu. Tingkat sensitivitas Baharuzaman sudah mirip seperti sensor alarm mobil yang kena suara keras saja sudah berbunyi. Ngomong apa saja, Baharuzaman sudah sensitif dan mengaitkan dengan Islam tanpa logika yang masuk akal.
Ketika ditanya apakah ia mempercayai tuduhan Megawati terkait ideologi tertutup dialamatkan untuk umat Islam, Baharuzaman tidak mengakuinya. Nah, makin bingung bukan?
Sebelumnya saya belum tahu apakah Baharuzaman ada korelasi dengan himbauan Rizieq untuk melaporkan semua pihak yang menistakan agama termasuk pejabat dan pimpinan parpol. Nah, ada sesuatu yang menarik di sini.
Novel Bamukmin FPI membenarkan jika Baharuzaman adalah mantan ketua FPI Jakarta Utara. Oh ternyata oh ternyata. Berarti boleh dong saya simpulkan kalau dia ada hubungannya dengan FPI. Meski sudah lama tidak jadi ketua FPI, tapi ikatan masa lalu tetap ada dong. Pantes saja. Ternyata yang melaporkan juga orang-orang itu juga, bernaung dalam satu kelompok dan pemikiran yang sama.
Meski FPI membantah pihaknya mengetahui laporan dari Baharuzaman, korelasi ini, suka tidak suka, membuktikan bahwa memang orang-orang itu juga yang melaporkan. Percuma membantah, karena saya pasti akan membalikkan pernyataan Baharuzaman yang menyimpulkan sesuatu sesuka hati. Rizieq ingin melaporkan, tapi tidak jadi. Ingin mediasi tapi PDIP ogah. Rizieq berorasi mengimbau agar membuat laporan dan Baharuzaman melaporkan Megawati. Baharuzaman mantan ketua FPI Jakarta Utara. Masuk akal nggak kalau saya membuat kesimpulan seperti ini? Setidaknya kesimpulan saya ini lebih masuk akal ketimbang kesimpulan Baharuzaman yang mungkin butuh otak sejenius Albert Einstein untuk memahaminya.
PDIP sebelumnya sudah mengimbau untuk memahami pidato Megawati sebelum melaporkan. Padahal PDIP sudah beri sinyal, tapi laporan sudah dibuat, mau apa lagi? Saya malah kasihan nanti ternyata pelapor yang dilaporkan balik dan kena batunya. PDIP mau dilawan dengan tuduhan tidak berdasar? Bakal kena seruduk deh. Dan kalau terjadi apa-apa FPI akan mengatakan Baharuzaman bukan anggota FPI lagi. Selesai perkara.
Bagaimana menurut Anda?
Salam Entahlah.
Anehnya Megawati sama sekali tidak menyebut nama agama tertentu, dan tiba-tiba saja Baharuzaman merasa tersakiti dengan pernyataan Megawati. Dulu saya sudah memprediksi, laporan ini hanya akal-akalan yang direncanakan entah oleh siapa untuk menyeret Megawati karena ini sudah bukan ranah agama lagi, tapi sudah melebar sampai ke politik.
Dengan menyaksikan langsung pidato Megawati di TV, Baharuzaman menganggap Megawati telah menistakan agama Islam. Megawati tidak menyebut agama Islam, tapi Baharuzaman yang seenaknya menyimpulkan, mengatakan bahwa dalam Islam dipercaya adanya kehidupan setelah dunia fana.
“Saya sebagai muslim, kehidupan setelah kehidupan fana itu adalah hari akhir. Dan itu jelas tercantum dalam rukun iman, sedangkan rukun iman itu ada dalam Al Quran. Ibu Mega mengatakan seperti ramalan, dengan kata lain seolah-olah apa yang difirman oleh Allah itu tidak benar,” jelas Baharuzaman yang menurut saya konyol sekonyol-konyolnya.
Benar-benar lucu. Megawati tidak menyebut agama, mengapa dia merasa Islam yang disinggung? Padahal agama lain juga mempercayai adanya kehidupan setelah dunia fana. Ini jelas-jelas sudah merupakan tuduhan yang tidak berdasar dan lebih karena ingin melaporkan Megawati tapi tidak tahu harus bagaimana.
Pernyataan Baharuzaman ini mirip-mirip dengan kesaksian Asroi yang mengatakan semua umat muslim di seluruh dunia tersinggung dengan ucapan Ahok soal Al-Maidah 51. Kedua orang ini benar-benar sama persis pemikirannya. Pemikiran orang yang logikanya sudah tidak ada, sehingga harus pakai asumsi yang seenak jidatnya. Asroi terbuai dalam logika aneh di mana beberapa muslim tersinggung sama artinya dengan semua umat muslim di seluruh dunia tersinggung.
Baharuzaman terbuai dalam logika aneh di mana Megawati tidak menyebut agama, tapi merasa itu tertuju pada Islam, padahal agama di dunia ini bukan hanya satu. Tingkat sensitivitas Baharuzaman sudah mirip seperti sensor alarm mobil yang kena suara keras saja sudah berbunyi. Ngomong apa saja, Baharuzaman sudah sensitif dan mengaitkan dengan Islam tanpa logika yang masuk akal.
Ketika ditanya apakah ia mempercayai tuduhan Megawati terkait ideologi tertutup dialamatkan untuk umat Islam, Baharuzaman tidak mengakuinya. Nah, makin bingung bukan?
Sebelumnya saya belum tahu apakah Baharuzaman ada korelasi dengan himbauan Rizieq untuk melaporkan semua pihak yang menistakan agama termasuk pejabat dan pimpinan parpol. Nah, ada sesuatu yang menarik di sini.
Novel Bamukmin FPI membenarkan jika Baharuzaman adalah mantan ketua FPI Jakarta Utara. Oh ternyata oh ternyata. Berarti boleh dong saya simpulkan kalau dia ada hubungannya dengan FPI. Meski sudah lama tidak jadi ketua FPI, tapi ikatan masa lalu tetap ada dong. Pantes saja. Ternyata yang melaporkan juga orang-orang itu juga, bernaung dalam satu kelompok dan pemikiran yang sama.
Meski FPI membantah pihaknya mengetahui laporan dari Baharuzaman, korelasi ini, suka tidak suka, membuktikan bahwa memang orang-orang itu juga yang melaporkan. Percuma membantah, karena saya pasti akan membalikkan pernyataan Baharuzaman yang menyimpulkan sesuatu sesuka hati. Rizieq ingin melaporkan, tapi tidak jadi. Ingin mediasi tapi PDIP ogah. Rizieq berorasi mengimbau agar membuat laporan dan Baharuzaman melaporkan Megawati. Baharuzaman mantan ketua FPI Jakarta Utara. Masuk akal nggak kalau saya membuat kesimpulan seperti ini? Setidaknya kesimpulan saya ini lebih masuk akal ketimbang kesimpulan Baharuzaman yang mungkin butuh otak sejenius Albert Einstein untuk memahaminya.
PDIP sebelumnya sudah mengimbau untuk memahami pidato Megawati sebelum melaporkan. Padahal PDIP sudah beri sinyal, tapi laporan sudah dibuat, mau apa lagi? Saya malah kasihan nanti ternyata pelapor yang dilaporkan balik dan kena batunya. PDIP mau dilawan dengan tuduhan tidak berdasar? Bakal kena seruduk deh. Dan kalau terjadi apa-apa FPI akan mengatakan Baharuzaman bukan anggota FPI lagi. Selesai perkara.
Bagaimana menurut Anda?
Salam Entahlah.
loading...
Tidak ada komentar: